Gubernur Aceh dan BNNP Aceh Bahas Program Pengalihan Tanaman Ganja di Jakarta
BANDA ACEH - Gubernur Aceh Irwandi Yusud dan Kepala Badan Nasional Narkotika Provinsi (BNNP) Aceh, Brigjen Pol Faisal Abdul Nasser menghadiri rapat Grand Design Alternatif Development (GDAD) bersama BNN RI serta Bappenas di kantor Bappenas Taman Suropati, Jakarta, Selasa (30/1).
Rapat yang juga dihadiri Bupati Gayo Lues, Bupati Bireun serta kementrian lembaga terkait tersebut dibuka secara langsung oleh Deputi Bidang Otonomi Daerah Bappenas, Taufik Hanafi.
Dalam paparannya, Taufik Hanafi menyampaikan dampak produksi ganja dan penyalahgunaanya secara multidimensi merugikan bangsa, baik secara fisik, psikis, sosial, ekonomi, budaya, keamanan dan ketahanan bangsa. Kegagalan mencegah dan menghadang ganja dari Aceh untuk tidak menyebar ke seluruh Indonesia menyebabkan produksi dan penyalahgunaan Ganja marak di mana-mana.
"Oleh karena itu tujuan Grand Design Alternative Development (GDAD) adalah mengentaskan produksi Ganja di provinsi Aceh terutama di tiga Kabupaten, yaitu Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Gayo Lues dan Kabupaten Bireuen," katanya.
Dalam kesempatan tersebut Gubernur Aceh Drh. Irwandi Yusuf dalam sambutannya mengatakan Aceh kini sudah demam sabu dan bukan ganja lagi, namun gubernur Aceh tidak mendukung penananman ganja tersebut. Menurutnya program Alternative Development baik, akan tetapi lebih difokuskan pada ketersedian lapangan kerja bagi pemuda Aceh.
"Pada prinsipnya, kami tetap mendukung pengalihan tanaman ganja ke tanaman yang produktif. Program ini juga akan membuka lapangan kerja bagi pemuda Aceh," ujarnya.
Irwandi juga mengajak aparat penegak hukum bisa mengawasi ketat aar Aceh jangan menjadi tempat transit penyeludupan sabu.
"Untuk lebih mempertegas lagi hukuman bagi bandar dan pengedar sabu, sehingga Aceh tidak lagi dijadikan transit para bandar sabu," jelasnya.
Sementara itu wakil Bupati Gayo Lues Said Sani mengatakan tanaman ganja diyakini sebagai sumber orang dahulu untuk menghalau hama tembakau namun lama kelamaan menjadi komoditi, khususnya di kecamatan Pining dan Agusen.
Selain itu, Gayo Lues memiliki lokasi strategis untuk rehabilitasi dan juga kawasan rawan narkoba khususnya pintu gerbang di 4 persimpangan dari dan menuju aceh.
"Gayo lues memiliki potensi komoditi dan budidaya sereh wangi untuk alih fungsi lahan ganja," katanya.
Sedangkan Bupati Bireuen H. Saifannur menekankan perlunya penyediaan lapangan kerja agar generasi mudah memiliki keahlian entrepenuer, oleh karenan perlu kerjasama dan sinergi semua pihak.
Kepala BNNP Aceh Brigjen Pol. Faisal Abdul Naser, menyambut baik dan berterimakasih atas kehadiran Gubernur Aceh dan para stekholder dari daerah, ini menunjukkan keseriusan kita bersama dalam menyelamatkan generasi muda kita dari Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba, serta mensukseskan Program Alternatif Development yang sudah kita rencanakan bersama di Aceh.
"Saya juga menyarankan agar di Aceh bisa dibangun Rumah Sakit Rehabilitasi narkoba mengingat banyak sekali korban penyalahgunaan narkoba di Aceh yang tidak tertampung di Rumah Sakit dan panti rawat inap yang ada di Aceh," kata Kepala BNNP Aceh. *
(www.ajjn.com)
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
http://www.ajnn.net/news/gubernur-aceh-dan-bnnp-aceh-bahas-program-pengalihan-tanaman-ganja-di-jakarta/index.html