Aneuk mutuah bek kapip rukok neuk, saket that keunong kanker paru-paru
itulah kata2 terakhir yang keluar dari mulut orang yang telah membesarkan, mendidik, dan menyayangi saya. Cerita sedih ini dimulai pada pertengahan agustus 2017. Kala itu ada benjolan kecil dan keras sebesar biji kelereng di sekitar area kelenjar getah bening ayah saya. Karna minimnya pengetahuan dibidang kesehatan maka kami menganggap itu adalah hal biasa mungkin karena panas atau sebagainya. Tanpa kami sadari benjolan itu terus membesar hingga menjalar ke tempat yang lebih luas. Awal september 2017 saya membawa ayah saya ke klinik untuk berobat, dan setelah beberapa kali minum obat bukannya sembuh malah bertambah parah. Melihat hal itu saya langsung meminta rujukan ke upt puskesmas alue nibong untuk memeriksa ke dokter spesialis penyakit dalam di RSUD Zubir Mahmud idi. Setelah berjumpa dokter pun menyarankan untuk di radiologi bagian leher ayah yang sudah mengeras. Setelan keluar hasil dokterpun kebingungan karna tidak menampakkan gejala klinisnya. Maka dokter pun memberikan obat biasa. Setelah kurang lebih 1 bulan berobat leher ayah saya tidak juga kunjung sembuh. Karena tidak ada kepastian yang jelas maka kami pun membawa ayah ke RSUD langsa pada tanggal 28 november 2017. Setelah masuk kesana kamipun berjumpa dengan dokter darwan spesialis bedah disana, dan dokter darwan menyarankan kepada kami agar ayah dilakuka operasi kecil untuk pengambilan sample penyakit apa yang beliau derita, setelah kami menyetujui maka pada tanggal 29 november 2017 ayah dilakukan operasi dileher. Setelah dilakukan operasi 3 minggu kemudian keluarlah hasil yaitu "adenocarsinoma metataste" artinya itu adalah penyebaran sel kanker.karena curiga ke paru maka dokter darwan merujuk ayah ke spesialis paru di rumah sakit PTP langsa, setelah di rawat jalan disana selama 3 minggu akhirnya kami dirujuk ke RSUD Zainoel Abidin di banda aceh pada pertengahan bulan januari 2018. Singkat cerita sampai disana ayah di CT Scan dan ditusuk dibagian paru untuk di ambil sample dan pada awal bulan februari 2018 hasilnya keluar. Saat hasil sudah keluar kami mengambil di lab dan membawa ke dokter sesampai disana dokter pun mengucap subhanallah. melihat dokter terkejut ayah menanyakan dok apa sebenarnya yang terjadi? Dokter pun menjawab, pak boleh saya menceritakan yang sebenarnya?? Ayah menjawab boleh dan saya sudah siap dengan apapun hasilnya. Dokterpun mengatakan kalau hasil yang keluar adalah "squamous cell carsinoma" di paru atau kanker paru-paru dan melihat dari penjalaran ini udah stadium empat. Mendengar dokter bilang seperti itu saya pun langsung menangis memeluk ayah
Begitupun ayah menangis memeluk saya sembari berkata "long ka hanalee neuk, kajaga adk keuh beugoet" itu adalah moment paling mengharukan dalam hidup saya. Setelah puas menangis dokter pun menyarankan ayah untuk kemoterapi. Tetapi ayah menolak beliau lebih memilih mati secara terhormat. Keesokan harinya kami pulang kembali ke peureulak. Dan kami mencoba alternatif lain berobat secara tradisional tetapi benjolan di leher ayah saya semakin membesar sehingga membuat beliau sulit untuk menelan. Akhir maret 2018 ayah kembali masuk rumah sakit akibat keluhan sesak nafas, setelah masuk kesana kami berjumpa dengan dokter Morris Shofwan lagi2 dokter pun menyarankan hal yang sama untuk kemoterapi, tetapi lagi2 ayah menolak. setelah sesak berkurang beliau meminta untuk dipulangkan ke rumah. Hari demi hari beliau alami dengan penuh derita, malam tidak bisa tidur, kesulitan makan, dan sesak di dada pada pertengahan agustus benjolan di leher itupun pecah dan mengeluarkan banyak darah, setelah pecah itulah kondisi ayah semakin memburuk dan berat badan pun menurun drastis akhirnya pada tanggal 3 september 2018 pahlawan dalam kehidupan saya meninggal saya untuk selamanya. Ya Allah rasanya seperti tidak mungkin begitu cepatnya penyakit ini membunuh ayah saya. Pesan ayah saya kepada setiap orang yang mengunjunginya jauhilah rokok sebelum terlambat.
Oh no cigarette not good for Muslim & health
Good jogging brother,
The body who made for us, if we follow His command then nothing problem. Every drop of blood follows His command, if He command stop running then blood will no move same for other organs like lungs, kidney, liver ,eyes , heart etc. He is Almighty Allah, forgetting Him we are running to different direction. Thanks so much.
Posted using Partiko Android
Congratulations @combatan! You have completed the following achievement on the Steem blockchain and have been rewarded with new badge(s) :
Award for the number of posts published
Click on the badge to view your Board of Honor.
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP