perikanan indnesia

in #ace17 years ago

3.3.1 Menurunkan Alat Tangkap (Setting)
Bila persiapan telah dilakukan maka setting dapat dimulai. Kecepatan kapal pada saat setting berkisar 4 – 5 knot tergantung dari kuatnya arus. Kemudian diikuti dengan langkah berikutnya yaitu snap tali radio buoy dipasang, barulah radio buoy diturunkan ke laut dan 3 rangkaian pelampung bola warna oren dengan diameter 360 mm sebagai tanda. Setelah itu diluncurkan main line dari drum-drum fiberglas yang tersusun rapi di buritan kapal, diikuti pemasangan snap branch line dan snap bola. Setelah pancing dipasang umpan segera dilempar ke laut. Jumlah pancing dalam 1 drum fibergslas sebanyak 50 buah, setiap 5 pancing dipasang 1 buah pelampung bola warna putih dengan diameter 240 mm.
Setiap 1 drum fiber glas (50 pancing) dipasang 1 buah pelampung bola warna orange dengan diameter 300 mm, dan setiap 3 drum fiber glas (150 pancing) dipasang 1 buah radio buoy ditambah 1 buah pelampung bola warna orange dengan diameter 360 mm. Pelampung- pelampung dan radio buoy tersebut, disamping sebagai tanda juga untuk menentukan jumlah pancing yang telah dioperasikan. Pada akhir penurunan alat tangkap tersebut dipasang 1 buah radio buoy dan ditambah dengan 1 buah pelampung bola warna orange dengan diameter 360 mm. Petugas setting berjumlah 5 orang, terdiri dari; petugas pembuang main line, petugas pemasang umpan dan pelempar pancing, petugas pemasang snap pada main line dan pengoper branch line, petugas pemasang snap bola pelampung dan snap radio buoy dan petugas pembuka dan penata umpan.

Untuk menghilangkan rasa jenuh dan lelah, petugas setting selalu mengadakan pergantian posisi, sehingga masing-masing petugas akan mengalami semua jenis kegiatan. Haluan kapal pada saat setting ditentukan oleh seorang nakhoda sesuai dengan pengalamannya. Setelah setting selesai kapal bergerak berlawanan dengan arus lalu drifting (menghanyut) tujuannya agar dihanyutkan kembali mendekati radiao buoy terakhir, sehingga dalam pelaksanaan hauling dengan cepat dapat dilaksanakan. Selama kapal drifting seluruh ABK beristirahat, kecuali petugas jaga.
3.3.2 Menarik Alat Tangkap (Hauling)
Hauling dilakukan setelah alat tangkap berada di air sekitar 4 jam dari basket terakhir diturunkan. Lama waktu hauling tergantung dari banyaknya jumlah basket yang diturunkan ke laut, jumlah ikan yang tertangkap, terjadinya kekusutan dan putusnya main line.Pelaksanaan hauling dimulai dari radio buoy yang terakhir diturunkan, dengan mengolah gerak kapal kearah radio buoy sesuai petunjuk RDF.
Radio buoy akan selalu berada di lambung kanan kapal, dan bila sudah dekat dengan kapal maka pekerjaan yang dilakukan adalah ; Mengambil tali radio buoy menggunakan ganco atau Subaru (Jepang) ganco bermata empat. Tali radio buoy ditarik dan radio buoy diangkat ke atas deck kapal di simpan di tempatnya dan dilepaskan dari tali bola pelampung, kemudian tali bola pelampung ditarik sampai dapat main linenya, lalu main line dimasukan ke roda line hauler yang telah dijalankan. Kemudian kapal melaju searah dengan main line, sambil tetap menarik dan menggulung main line serta menempatkannya pada drum fiberglass yang telah tersedia. Pada saat tali cabang sudah naik maka snap dilepas dari main line, rangkaiannya segera diberikan pada petugas penggulung tali cabang, dan ditempatkan pada ember yang menempel pada drum fiberglass tempat main line. Apabila ada ikan yang terjerat pada pancing, line hauler berhenti sejenak dan ikan secepatnya dinaikan ke atas deck kapal menggunakan ganco. Apabila ikan masih hidup maka dilakukan penusukan ke otak ikan menggunakan spike agar ikan cepat mati, sehingga tekstur daging ikan tetap bagus dan bernilai tinggi.
Selama hauling kapal senantiasa berolah gerak mengikuti arah datangnya main line, dengan mempertahankan posisi haluan kapal terhadap arah datangnya main line sedapat mungkin membentuk sudut antara 30º - 45 º. Lamanya hauling berkisar 11 – 12 jam, dimana semua petugas bekerja sesuai dengan tugas dan posisinya masing-masing, tugas-tugas tersebut meliputi; petugas pengendali line hauler, petugas menangkap branch line dan menggulung branch line, petugas pengatur gulungan main line, petugas mengangkat pelampung dan radio buoy serta menggulung tali pelampung, petugas penyusun drum-drum fiberglass yang berisi main line, petugas penanganan hasil tangkap dan petugas menangani kekusutan serta mengganco ikan untuk dinaikan ke atas deck kapal.
3.4 Penanganan Di atas Kapal
Tuna merupakan salah satu jenis ikan yang berharga sangat mahal. Oleh karena itu, metode penangkapan tuna sangat penting artinya untuk mendapatkan nilai jual tuna yang sangat tinggi. Penanganan dan pengolahan tuna di atas kapal sangat penting untuk diketahui dan dipahami dalam upaya menjaga konsistensi kualitas produk. Untuk mendapatkan kualitas tuna yang baik, penanganannya sudah dimulai sejak dilakukan penangkapan. Pemahaman tentang biologi tuna akan mempermudah penanganan tuna. Berikut ini beberapa penanganan yang perlu dilakukan agar didapatkan kualitas daging tuna yang baik:
3.4.1 Penangkapan dan pendaratan dengan baik Berikut ini hal-hal penting yang harus diperhatikandalam penangkapan tuna:
a.Tuna harus ditangani dengan baik semenjak ada dalam air.
b. Kurangi jumlah tuna yang stress dengan perawatan pancing sesering mungkin.
c. Kurangi jumlah tuna yang mati dengan mempersingkat waktu tuna berada dalam pancing.
3.4.2 Pembunuhan dan pengeluaran darah dengan benar
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pembunuhan tuna:
a. Pastikan bahwa tuna dibunuh dengancepat.
b. Kurangi kesempatan tuna untuk melawan
c. Kurangi kesempatan tuna menjadi rusak
3.4.3 Cara pengeluaran darah tuna dengan tepat:
A. Memotong pembuluh darah di dada
B.Memotong pembuluh darah di insang
C.Memotongpembuluhdarahdibagianekor
3.4.4 Hal-hal penting yang harus diperhatikan selama pengeluaran darah:
A. Pastikan bahwa pengeluaran darah dilakukan dengan baik pada setiap ikan.
B. Pastikan bahwa jantung tidak rusak saat memotong pembuluh darah pada bagian daerah insang.
3.4.5 Pencucian dan pembersihan secara hati-hati
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembersihan:
a. Lakukan pembuangan jeroan dengan tepat dan baik.
b. Jangan simpan ikan dalam keranjang yang belum dikeluarkan jeroannya
c. Cuci dinding perut sampai bersih setelah jeroan dikeluarkan
3.4.6 Pendinginan dan pembekuan dengan cepat Pemberian es pada wadah.
di atas kapal dikerjakan saat suhu tuna dalam wadah pendinginan atau container telah mencapai 0oc. Tuna yang berukuran besar sebaiknya disimpan atau diberi es secara terpisah dengan tuna yang berukuran kecil. Jika terpaksa disatukan dalam satu keranjang, tuna berukuran besar ditempatkan di bagian bawah untuk memperkecil kerusakan tuna yang berukuran kecil. Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam pengesan tuna selama penyimpanan tuna:
a. Pastikan semua tuna harus diberi es dengan benar
b. Periksa dengan teratur untuk menjamin bahwa tuna di tutup dengan es secra sempurna
c. Cegah tuna saling bersentuhan selama pengesan dalam keranjang ikan
Pembekuan tuna dilakukan diatas kapal terutama dilakukan untuk tuna yang akan dibuat sashimi atau untuk pasar export. Salah satu cara pembekuan tuna diatas kapal yang direkomendasikan yaitu dengan menggunakan air blast freezer. Alat ini merupakan jenis refrigerator yang tempat pembekunya berbentuk suatu ruang atau kamar yang dilengkapi dengan pipa-pipa pendingin. Udara dingin dihembuskan melewati pipa pendingin kedalam ruang tersebut dengan kecepatan tinggi. Dengan penggunaan alat tersebut suhu yang rendah dapat diperoleh dalam waktu relative cepat. Suhu yang diperlukan untuk pembekuan tuna adalah -60oc. Oleh karenanya, alat pembeku atau refrigerator yang digunakan harus mempunyai kemampuan membekukan tuna sampai suhu -60oc dalam jangka waktu 8 jam atau kurang.

Sort:  

Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
http://www.bpppbelawan.bpsdmkp.kkp.go.id/index.php/artikel/219-pengoperasian-rawai-tuna-long-line