Hidup tidak segitunya bro....
Video YouTube ku empat tahun yang lalu

Creative Writing :
Kemarin adalah hari "apes" bagiku. Sejak pagi sampai sore hari aku mendapati berbagai kejadian yang tidak menyenangkan yang sempat mengusik batinku, dimana selama ini aku telah mencoba menghindar dari percaturan politik, persekongkolan, intrik dan segala bentuk polemik.
Aku memilih jalan sunyi bahkan meninggalkan jabatanku yang cukup prestige sebagai pemangku Eselon III, dan juga peluang menjabat Eselon II (orang nomor satu di pemerintahan Aceh Utara pernah memanggilku secara langsung ke rumah dan menawarkan jabatan tersebut), karena aku ingin hidup lebih damai dan bermartabat.
Hal inilah yang membawaku mengenal dan aktif di steemit ketika aku meninggalkan semua hiruk pikuk diatas.
Di pagi hari saat aku menuju kantorku di Lhoksukon, aku berpapasan dengan seorang oknum wartawan yang dulu pernah ku kenal. Beberapa temanku menyebutnya dengan Wartawan Pukiemax. Ada juga yang menyebutnya sebagai wartawan amplop (lebih soft).
Tetapi ada juga teman yang lebih ekstrim dengan berkata begini : Nyan si Gam yang lahee lam peureudee pisang alias bajigur, sehingga tidak ada yang mendidiknya bagaimana menjadi seorang manusia.
Ketika aku berpapasan dengan oknum tersebut aku segera memutar balik motorku sehingga hampir saja aku menabrak becak yang sedang mengantar anak sekolah di pagi hari.
Fikiran ku pun kembali menerawang jauh ke beberapa tahun yang lalu dimana aku punya pengalaman tidak enak dengan si Oknum. Dan pas pula dengan isi video YouTube ku empat tahun yang lalu, yang berjudul Hidup tak se-anjing itu kawan, dimana saat itu aku baru-baru belajar bermain YouTube.
Baiklah aku mencoba mendeskripsikan bagaimana tingkah polah si Oknum agar kalian bisa memahami konteks dari ceritaku ini.
Si Oknum ini selalu mencari-cari kesalahan orang (dalam hal ini adalah pejabat di dinas-dinas) dengan dalih sebagai wartawan untuk mendukung penegakan hukum, bla...bla...bla. Eh, ujung-ujungnya "Pak Neubantu bacut, Hana Breuh i rumoh".
Ternyata motifnya adalah cari makan. Tetapi mengapa harus segitunya ya?
Sangat perlu dikasihani orang semacam itu. Untuk cari makan harus dengan cara-cara yang jauh dari tuntunan agama. Jangan-jangan betul seperti kata temanku dia adalah Bajigur..
Dia membawa pulang uang dan menghidupi anak bininya dengan cara seperti itu. Nauzubillah minzalik...(yang lebih kasihan anak bininya itu).
Seperti isi dari video YouTube ku diatas yang terinspirasi dari Mardigu (Bossman Sontoloyo), sangat pas jika aku berkata : Cari Makan jangan Se-An (tiiiiit....🐕) gitu, bro.....! Kena sensor pula postingan ku...🤣🤣
Dekat tidak harus menjilat....
Seharusnya kita tetap menjadi manusia bukan anj1ng, karena yang menjilat itu biasanya anj1ng.
Kedekatan dengan seseorang atau institusi seharusnya membawa kemanfaatan bagi orang banyak, bukan malah menjadi biang kerok dan menyusahkan orang lain.
Menolong tidak harus menggonggong...
Menggonggong juga bukan karakter seorang manusia. Kita dibekali dengan akal fikiran untuk memilih dan memilah serta menggunakan cara-cara yang persuasif dan humanis ketika kita mau meluruskan sesuatu.
Demi duit tidak harus menggigit...
Apalagi yang satu ini. Manusia tentu tidak harus menggigit orang lain untuk cari makan. Carilah kesuksesan tanpa harus menginjak orang lain. Tanpa harus menjelekkan orang lain, mencari-cari kesalahan orang agar anda mendapatkan keuntungan.
Untuk memperoleh kemenangan tidak harus mencurangi saudara kita sendiri. Untuk memperoleh kekayaan tidak harus menjungkilkan saudara kita sendiri, dan untuk memperoleh kekuasaan tidak harus menyingkirkan saudara kita sendiri. Untuk memperoleh pengakuan tidak harus meniadakan saudara kita sendiri. Untuk memperoleh kemuliaan tidak harus menghinakan saudara kita sendiri. Dan untuk menegakkan hidup kita, tidak harus mematikan saudara kita sendiri.
Kalian simaklah video ku diatas secara lengkap agar kalian faham konteks nya....!
Sebenarnya orang semacam itu patut dikasihani. Dia sudah terjebak dan tersesat seperti kata bro @fantvwiki di postingannya beberapa hari yang lalu. Dan aku menduga ini adalah salah satu jenis personality disorder. Entahlah, semoga Tuhan memberinya petunjuk untuk kembali kepada yang benar dan kembali menjadi manusia.
Disclaimer: Ini adalah pengalaman pribadi penulis. Jika ada kesamaan nama, tempat dan tokoh itu bukan kesalahan penulis. Salah lu sendiri kenapa jadi An (tiiiit...🐕), padahal Tuhan menciptakan mu sebagai manusia... 🤭
Di sore hari saat aku kembali ke kantor untuk melakukan presensi sore, aku juga mengalami hal tidak menyenangkan lainnya.
Ketika aku sudah berhenti beberapa lama di pinggir jalan agar aku bisa menyeberang menuju kantor karena jalan yang begitu padat, tiba-tiba datang seorang ibu-ibu, nyelenong dan hampir menabrakku. Aku pun berteriak: Bueteuga Lom...!
Aku sampe heran, kok udah seperti ini prilaku masyarakat kita ya? Tidak ada rasa kepedulian terhadap orang lain. Maunya menang sendiri dan hanya fokus pada keuntungan sendiri tanpa mempertimbangkan kondisi orang lain.
Saat aku melintas di daerah Simpang Rangkaya ketika pulang dari kantor, aku melihat sebuah ambulan dengan lampu emergency yang menyala tetapi tanpa suara sirine emergency, sedang parkir di depan sebuah lapak penjualan sayur langgananku.
Rupanya si pengendara mobil ambulans sedang membeli sayur-sayuran. Tetapi mengapa lampu emergency nya tetap hidup ya?
Aku tidak singgah disana karena belanjaan kami masih ready di kulkas, apalagi saat ini istri dan anakku sedang tidak di rumah karena mereka pulang ke Kuala Simpang untuk melakukan takziah dan juga ada saudara yang nikahan disana.
Saat berada di kawasan Parang Sikureueng, mobil ambulans tadi melewati motorku yang ku pacu dengan kecepatan rendah. Ambulans tersebut meliuk-liuk di jalan diantara orang-orang yang lalu lalang yang cukup padat di sore menjelang magrib.
Si sopir mengendarai mobil ambulans dengan ugal-ugalan dan menyalakan lampu emergency tanpa suara sirine itu. Seakan dia sedang membawa pasien darurat. Padahal tidak ada pasien didalam mobil.
Ini adalah penyalahgunaan wewenang dengan memanfaatkan kondisi darurat demi keuntungan pribadi. Bahkan berpotensi mencelakakan orang lain.
Sudah sedemikian bobroknya mental masyarakat kita...
Alhamdulillah di malam hari setelah sholat magrib, aku sedikit terhibur dengan info dari istri bahwa mereka baru beranjak pulang dari Kuala Simpang dan insya Allah tengah malam akan tiba kembali di Aceh Utara.
Foto kiriman istri pada acara nikahan saudara di K. Simpang
Si Abang yang tidur di kamar sebelah tiba-tiba berteriak. Ye ....!!!
Ternyata dia bersorak kegirangan karena dia menjadi juara satu pada event yang diadakan oleh Pramuka Unsyiah untuk kategori Lomba Desain Poster Nasional kegiatan Pramuka Jaga Lingkungan Nasional atau PRAJALINAS) 2025
Desain poster si Abang on progress sebelum finishing
Lomba ini juga memberikan e-sertifikat dan sejumlah hadiah uang bagi pemenang. Pantas si abang bersorak kegirangan karena untuk menjadi pemenang dia harus bersaing dengan peserta lain yang lebih senior yang notabenenya rata-rata adalah mahasiswa. Sedangkan si Abang baru saja diterima di FKIP Unsyiah melalui jalur undangan.
Yang begini ini kalo mau menang atau mendapatkan pengakuan. Bersainglah secara sehat dan tunjukkan kualitas tanpa harus menjelekkan orang lain.
Aku pun beranjak tidur karena hari sudah berganti ke tanggal 26 April.
Sekian postingan ku kali ini, tentang pengalaman tidak menyenangkan yang aku alami kemarin, walaupun diakhir nya aku mendapatkan info yang membahagiakan dari istri dan anak-anakku. Stay healthy and Fun.....Ciao...!
@alee75
📚Jalaluddin Rumi : Ciptakanlah keindahan di dalam hati Anda, dan keindahan di sekitar Anda akan mengikuti.💝
Hari yang tidak begitu menyenangkan sepertinya untuk Pak alee75, seperti biasa pak alee75 cukup bijak dalam melaluinya.
Seperti inilah realitas sosial Pak, terkadang jauh dari nilai-nilai etika bahkan moral. Terlebih lagi bila berhubungan dengan cuan, segala cara dihalalkan dan terkadang mengganggu.
Pak alee menuliskan sebuah kejujuran dengan penuh emosional, saya harap anda tidak bertemu dengan Pukiemax lagi. Dia memang terdengar banyak bicara untuk hanya dengan tujuan menggigit, saya masih sopan untuk menyebutkan kata yang anda sensor.
Memang benar, ada orang yang ingin mengatur kita untuk mengikuti kemauannya (kontrolif), dia kadang tidak sadar lagi menggurui siapa. Pikiran seperti itu cukup dangkal dan terlihat tidak mampu berpikir secara Interpretasi atas kemampuan dan keahlian orang lain.
Saya menikmati tulisan anda Pak.
Terima kasih telah memberikan komentar di post saya.
Memang benar bahwa pada faktanya saat ini kita mendapati realitas sosial yang demikian rupa, yang sebenarnya kita ikut prihatin.
Semakin maju dan semakin mudah akses terhadap pendidikan seharusnya bisa membentuk manusia yang lebih beradab.
Tetapi malah banyak yang terperosok kedalam jurang materialistik dan pengabaian terhadap moral serta etika.
Persaingan untuk mendapatkan materi terkadang merusak otak manusia dan akal sehat mereka, bila tidak dibarengi dengan pendidikan agama.
Seperti kata motivator senior Ari Ginanjar (konsep ESQ) bahwa selain kecerdasan Intelligent Quotient (IQ), seseorang harus dilengkapi dengan kecerdasan Emotional Quotient (EQ) dan kecerdasan Spritual Quotient (SQ) agar betul-betul menjadi manusia.
Terhadap orang-orang yang berprilaku anti-sosial seperti yang tersebut diatas kita turut prihatin karena kemungkinan yang bersangkutan menderita personality disorder dengan derajat keparahan yang bervariasi.
Wallahu'alam bissawab...
Saya berharap dapat membaca postingan anda berikutnya, dengan tema lain yang bisa saya jadikan pembelajaran.
Usia tidak dapat berbohong, ada banyak pengalaman yang bisa anda bagikan untuk kami. Kreativitas menulis itu cukup luas, bukan sekecil layar android, bukan begitu pak alee?
Siap. Kita bisa sharing tentang banyak hal dan pengalaman, karena setiap kita punya cerita dan pengalaman yang memiliki makna pembelajaran dan ibroh tanpa memandang usia, status sosial dsb.
Yang dibutuhkan hanya keikhlasan hati serta kemurnian jiwa untuk mencari kebenaran dan mengambil pelajaran dari setiap kejadian dan peristiwa yang kita alami dan temukan dalam hidup.
Tugas kita hanyalah berusaha dan terus berusaha memperbaiki diri serta memberikan sebanyak-banyaknya kemanfaatan bagi lingkungan sekitar kita.
Bukankah pada prinsipnya Islam itu diturunkan untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam (rahmatan lil'alamin)?
Kalo memahami hal tersebut maka setiap kita akan berlomba-lomba berbuat baik dan kemanfaatan bagi orang lain serta menghindari dan menjauhi prilaku menzalimi orang lain. Sesimpel itu seharusnya sikap kita ..
Congratulations, your post has been upvoted by @scilwa, which is a curating account for @R2cornell's Discord Community. We can also be found on our hive community & peakd as well as on my Discord Server
Felicitaciones, su publication ha sido votado por @scilwa. También puedo ser encontrado en nuestra comunidad de colmena y Peakd así como en mi servidor de discordia
Curated by @ okere-blessing