Mari Berlayar, Namun Aku Bukanlah Nahkoda Andal

Mari berlayar, mengepakkan layar lalu pergi menjauhi tepi pantai.
Ketika daratan tak terlihat lagi oleh mata, ketika semua biru. Ketika percayamu pada nahkoda pasti was-was mu akan terbang bersama angin yang membentangkan arah layar pelayaran kita.

Rintingan dan tantangan tentu pasti ada, mabuk laut bagi perut mu yang tidak tahan di kocok ombak.
Ketika perahu bocor di tengah lautan, apakah engkau masih sedia bersama ku, menghabiskan detik demi detik kekhawatiran kita.

Kita telah memula berlayar, biarkan terus layarnya terbentang lebar, biarkan layarnya di cabik-cabik badai, biarkan talinya putus dimakan usia, biarkan dan biarkan lalu kita perbaiki semampu dan sekuat tenaga yang kita miliki, asal jangan ulah kita dengan sengaja membuatnya retak dan lapuk tanpa terawat.

Pelayaran masih jauh, nahkoda mu bukan lah bajak laut yang telah berpengalaman melalui rintangan dalam berlayar, teru kuatkan aku, terus lah beri aku kepercayaan mu.

"Bek di laot sapue pakat, trok u darat ka laen keunira" (Janganlah di tengah lautan kita seiya sekata, sampai di darat beda hitungan).

• Foto: Hanya Ilustrasi, Original By @jubagarang.

Blang Kubu, Juli 2021

[WhereIn Android] (http://www.wherein.io)