proposal at the end of the village; a story of brotherhood and mutual cooperation

in Traveling Steem18 hours ago

para pemuda membantu menyuci piring kotor

IMG_20250622_005619.jpg

Minggu 22 Jani, mentari bersinar hangat di langit desa kami. Angin sepoi-sepoi meniup dedaunan jati yang rimbun, seolah ikut menyambut hari istimewa, lamaran seorang gadis desa yang akan dipinang oleh laki-laki dari kota. Kabar bahagia itu telah menyebar beberapa hari sebelumnya, membuat seluruh warga, terutama kami para pemuda bersiap membantu agar acara berlangsung lancar dan berkesan.

IMG_20250622_114247.jpg

Namanya Riska, gadis desa yang ramah dan sederhana. Ia dikenal baik oleh semua orang. Calon tunangannya, Fhakrul Razi berasal dari kota Lhokseumawe. Mereka bertemu saat Riska bekerja di sebuah toko baju di pusat kota Lhokseumawe. Kisah mereka sederhana tapi hangat, dan kini saatnya kedua keluarga bersatu dalam adat lamaran yang dijunjung tinggi di desa kami.

tokoh agama dari kota dan juga tokoh agama desa

IMG_20250622_114222.jpg

IMG_20250622_114209.jpg

Sejak pagi, saya dan beberapa pemuda lainnya sudah berkumpul di rumah Riska. Ada yang membantu menyiapkan kenduri, menyusun kursi, dan lainnya. Dapur umum pun hidup sejak subuh, dengan ibu-ibu yang sibuk memasak menu kenduri seperti ayam kampung bumbu kuning, sayur lodeh dan ketan urap. Kami para pemuda bertugas juga membantu membawa air, membelah kelapa dan menyajikan makanan ke tamu.

Rombongan dari kota datang tepat waktu, dengan mobil berjejer di jalan tanah desa. Mereka disambut dengan senyum hangat dan siraman air peusijuk berbagai tanda selamat datang. Prosesi lamaran berjalan hikmat, diiringi doa dan harapan agar hubungan Riska dan Fahkrul Razi langgeng sampai ke pelaminan.

IMG_20250622_114345.jpg

IMG_20250622_114338.jpg

Setelah prosesi, acara kenduri dimulai. Kami duduk bersama tamu, menikmati hidangan sambil mendengar cerita lucu dari Kepala desa dan candaan antar keluarga. Suasana kekeluargaan begitu terasa. Bahkan Fakhrul Razi pun tampak kagum melihat bagaimana semua orang, tanpa pamrih, saling membantu demi kelancaran acara.

Hari mulai senja saat kami selesai membersihkan lokasi. Lelah memang, tapi hati terasa hangat. Membantu sukseskan lamaran Riska bukan hanya tentang gotong royong, tapi juga tentang menjaga tradisi dan mempererat persaudaraan. Di desa, kami tak hanya jadi penonton, tapi bagian dari kisah bahagia seseorang.