Makan Malam Kecil tapi Bermakna

in Traveling Steemyesterday

IMG_20250610_212506.jpg

Malam itu, langit di luar mendung, angin berhembus pelan membawa kesejukan ke dalam rumah kecil kami. Di ruang tamu yang sederhana, kami menggelar tikar usang peninggalan almarhum ibu tercinta. Tak ada meja makan mewah, tak ada lampu yang romantis atau makanan dari restoran mahal. Hanya ada nasi goreng buatan istri dan telur dadar yang harum menggoda, disajikan di atas piring plastik warna-warni yang sudah sedikit kusam.

IMG_20250610_200245.jpg

Kami, Ayah, Abang, Adik, Anak, dan Saya duduk bersila mengelilingi makanan sederhana itu. Televisi dibiarkan mati. Malam ini bukan tentang hiburan luar. Malam ini milik kami, keluarga kecil yang ingin menikmati kebersamaan tanpa gangguan.

Istri saya tersenyum sambil menuangkan nasi goreng ke piring kami. "Maaf ya, hari ini cuma sempat masak ini, katanya dengan nada agak sungkan. Tapi kami semua tahu, nasi goreng buatan istri saya adalah yang terenak di dunia. Ada rasa cinta yang tak bisa dibeli di restoran manapun.

Saya mulai bercerita tentang pekerjaan hari itu, tentang salah seorang rekan kerja yang terlambat datang karena sepeda motornya yang hampir mogok di tengah jalan. Kami tertawa mendengar setelah cerita tersebut. Adik laki-laki dengan semangat, menyala dan bercerita tentang tugas di sekolah yang mendapatkan pujian dari ibu gurunya. Sedangkan Abang hanya diam sejenak, lalu ikut tertawa ketika melihat pipi adik merah karena malu dipuji.

IMG_20250610_200237.jpg

Makan malam itu bukan hanya soal nasi goreng dan telur dadar. Bukan soal rasa makanan atau seberapa kenyang perut kami. Tapu tentang waktu yang kam8 bagi bersama. Tentang tawa yang jujur, cerita yang sederhana dan kehangatan yang tak tergantikan.

Selesai makan, kam8 tetap duduk di atas tikar, melanjutkan obrolan ringan hingga malam semangat larut. Di luar, hujan akhirnya turun pelan. Tapi di dalam rumah, hangat tetap terjaga. Bukan dari heater atau selimut tebal, melainkan dari cinta dan kebersamaan yang kami rasakan malam itu.

Malam itu, saya belajar satu hal, kebersamaan tak selalu datang dari hal besar. Kadang, cukup nasi goreng, telur dadar dan orang-orang tercinta di sekeliling kita.