MENEMBUS JALUR BEUTONG ATEUH-TAKENGON UNTUK MENGHADIRI KEGIATAN SILATURAHMI PARA STEEMIAN GAYO DENGAN PARA KURATOR HANDALsteemCreated with Sketch.

in #suhadi-gayo7 years ago

0.jpg

Badai, Angin, Kabut, Hutan Lindung dan Jarak tempuh yang lumayan jauh dan medan jalan yang lumayan sulit dari Kabupaten Aceh Barat Daya, seakan tidak menyurutkan semangat saya untuk menghadiri acara sosialisasi dan silaturahmi antara para steemian chapter gayo yang luar biasa pada hari sabtu tanggal 10 Maret 2018 START sekitar pukul 10:30 WIB. Sebagai putra asli Dataran Tinggi Tanoh Gayo-Takengon, keberadaan saya di Kabupaten Aceh Barat Daya tentunya dalam rangka menjalankan tugas ataupun tuntutan pekerjaan yang selama lebih kurang 2 tahun terakhir sudah saya lalui demi mencari secercah harapan dalam mengarungi kehidupan ini.

00.jpg

000.jpg

Sebagai gambaran awal Jalur Lintas Jeuram menuju takengon-Aceh Tengah sangat identik dengan poros jalan jalan yang banyak sudah mengalami kerusakan, walaupun pada saat ini sedang dilakukan pengerjaan untuk perbaikan dan pelebaran badan jalan....... Jalur Jeuram via Beutong ini juga sangat identik dengan Gunung/Bukit Singgah Mata yaitu sebuah puncak pegunungan yang terletak di lintasan Jeuram-Takengon, tepatnya di Kecamatan Beutong. Puncak ini seperti Cot Panglima di jalur Bireuen-Takengon yang menjadi titik berbahaya bagi pengendara. Namun kabarnya, Singgah Mata lebih menakutkan dari Cot Panglima, bukan hanya karena ketinggiannya, tapi juga kemiringan dan kondisi jalan yang selalu rusak. "Gunung Singga Mata diabadikan menjadi satub nama jalan. Tidak jauh dari Lapangan Blang Padang di Banda Aceh". Terkenal tapi saya yakin tidak banyak warga Aceh yang pernah melewati jalur pegunungan ini.

0000.jpg

Berikut sekilas Potensi dan Sejarah maupun berbagai tragedi di daerah/kawasan beutong ateuh dimasa lalu "BEUTONG Ateuh memiliki sejarah yang cukup panjang. Daerah ini dibangun sejak masa kolonial Belanda, begitu orang Beutong bersaksi. Kecamatan Beutong Ateuh terdiri dari empat desa yaitu Blang Meurandeh, Blang Pu’uk, Kuta Teungoh dan Babak Suak.

Kondisi geografisnya cocok untuk bersantai sambil menikmati panorama alam yang indah. Di daerah yang terletak di antara dua gunung ini mengalir sungai Beutong yang sejuk dan jernih. Pegunungannya yang mengelilingi Beutong Ateuh termasuk gugusan Bukit Barisan.

Di daerah ini pula Cut Nyak Dien dan Tengku Cik Ditiro pernah bertahan dari kejaran tentara Belanda, walau akhirnya mereka tertangkap juga.

Lebatnya hutan dan suburnya tanah membuat warga setempat enggan meninggalkan lembah Beutong Ateuh. Sebelum dibangun jalan untuk kendaraan roda empat tahun 1996, warga yang ingin ke dalam dan keluar kecamatan ini harus berjalan kaki dua sampai empat hari lamanya dengan menelusuri hutan dan naik-turun lembah.

Beutong Ateuh terletak di perbatasan Aceh Tengah dan Aceh Barat. Setelah kabupaten Aceh Barat mengalami pemekaran sekitar tahun 2002 dan terbelah jadi tiga kabupaten baru, yaitu Aceh Jaya, Aceh Barat dan Nagan Raya, maka Beutong Ateuh masuk dalam kabupaten Nagan Raya.

Sejak pemekaran itu pula jalan ke Beutong Ateuh mulai diaspal. Perjalanan sekarang dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua atau roda empat dengan jarak 35 kilometer atau tiga jam perjalanan dari Ule Jalan, Beutong Bawah. Jalan aspal membuat banyak warga Beutong Ateuh lalu-lalang ke kota Nagan Raya dan Meulaboh, ibukota Aceh Barat, terutama mereka yang membawa hasil pertaniannya. Jalan ini juga dimamfaatkan warga dari Takengon, Aceh Tengah dan Gayo untuk membawa hasil pertanian mereka ke kota Nagan Raya dan Meulaboh.

Dari Ule Jalan ke Beutong Ateuh, Anda akan melewati pos kompi Batalyon 113/Jaya Sakti yang terletak di areal kebun kelapa sawit. Di areal kompi ini, tepatnya di gapura, terpasang papan pengumuman berisi tulisan “TEMPAT LATIHAN PERANG TNI”. TNI adalah singkatan dari Tentara Nasional Indonesia.

Sekitar 10 kilometer dari kompi tersebut terpancang sebuah petunjuk jalan yang bertuliskan “SIMPANG CAMAT”; tanda menuju ke sebuah pemukiman.

Harapan Anda pasti kandas bila menyangka bakal menemukan rumah penduduk di tempat ini. Tak ada manusia yang menghuni Simpang Camat! Sejauh mata memandang hanya tampak jajaran pohon-pohon besar di atas bukit dan jurang yang menganga.

Sayup-sayup dari balik semak-belukar terdengar kicau burung bersahutan ditingkahi suara binatang lain. Hawa dingin mulai menusuk ke tulang sumsum, apalagi ketika sampai di Simpang Singgah Mata.

Tempat ini terletak di puncak bukit yang berjarak sejam perjalanan dari Simpang Camat. Di sana ada jambo (pondok) yang sering digunakan sebagai tempat istrirahat oleh para pengguna jalan yang kelelahan. Sinyal telepon seluler juga penuh di sini. Tempat ini pun dimanfaatkan para pengguna telepon seluler untuk berkomunikasi. Sekitar 15 kilometer lagi Anda akan tiba di kecamatan Beutong Ateuh.

DARI atas bukit ini kain putih usang terlihat berkibar di areal pesantren di kejauhan. Di sekeliling areal itu terlihat kubah mushala, atap rumah, dan bilik pengajian yang berhadapan dengan sungai Beutong.

Tengku Bantaqiah mendirikan pesantren di desa Blang Meurandeh ini pada tahun 1982 dan memberinya nama Babul Al Nurillah. Abu Bantaqiah, begitu para murid memanggilnya, adalah alim ulama yang disegani dan dihormati.

Pesantren Babul Al Nurillah mengajarkan ilmu agama, silat atau seni bela diri, dan berbagai ilmu spiritual lainnya. Proses belajar dan mengajar dipimpin oleh sang tengku dengan dibantu seorang kepercayaannya.

Selain belajar bermacam ilmu, para murid juga diajarkan berkebun. Mereka bertanam nilam, cabai, dan bermacam sayuran. Hasil kebun tadi berguna untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menjadi ajang kegiatan santri untuk bekerja sama serta saling bantu.

Kegiatan sehari-hari para santri dimulai dari sholat shubuh di pagi hari dilanjutkan dengan dzikir. Kemudian para santri itu bermujahadah sambil melakukan kegiatan lainnya seperti bertani dan kerja bakti memperbaiki lingkungan sekitar. Kegiatan bermujahadah di Babul Al Nurillah merupakan satu kekuatan religius yang sangat penting dalam upaya membentuk ketaqwaan kepada Allah.

”Tujuan kami di sini bermujahadah yaitu memerangi nafsu, hasrat dan iri dengki sesama manusia. Inilah yang kami perangi dengan mujahadah. Mujahadah sebagaimana disebutkan dalam hadist yang artinya barangsiapa yang mengasingkan dirinya dengan mujahadah Allah akan memperbaiki sir-nya dan hatinya,” kata Tengku Iskandar, salah seorang murid Bantaqiah.

Selain mereka yang menetap di pesantren ini, masih ada lagi orang-orang yang sengaja datang dan belajar agama untuk mengisi libur kerja atau sekolah. Jumlahnya lebih banyak daripada santri yang tinggal di pesantren.

Sebagian besar murid adalah mereka yang pernah melakukan tindakan-tindakan tak terpuji di masyarakat seperti mabuk-mabukan, mencuri atau kejahatan lain yang merugikan dirinya sendiri maupun orang banyak.

Menurut Tengku Bantaqiah, untuk apa mengajak orang yang sudah ada di dalam masjid, justru mereka yang masih di luar masjidlah yang harus kita ajak. Itulah dasar dari penerimaan orang-orang seperti mereka tadi menjadi murid di sini.

Jumlah murid yang pernah menuntut ilmu di Babul Al Nurillah tercatat lebih kurang 30.000 orang. Mreka berasal dari berbagai pelosok Aceh, Medan, Jakarta, bahkan negeri jiran Malaysia.

Lulusan pesantren hidup dan bekerja di bidang yang beragam. Ada petani, pedagang, pegawai swasta dan pegawai negeri, bahkan anggota TNI.

Bantaqiah orang yang teguh dalam berpendirian. Ia pernah menolak bergabung dengan Majelis Ulama Indonesia cabang Aceh. Tak jarang ia jadi sasaran fitnah mereka yang berseberangan dengannya. Ia dituduh sebagai orang yang memiliki ajaran sesat. Pada tahun 1985 ia dan beberapa muridnya dijuluki gerakan Jubah Putih.

Ia pun dikelompokkan sebagai pembangkang. Untuk melunakkan hatinya, pemerintah daerah Aceh membangunkan sebuah pesantren untuknya. Namun pesantren baru ini berdiri di kecamatan Beutong Bawah. Lokasinya yang jauh dari Babul Al Nurillah membuat ia dan para muridnya menolak pesantren baru tersebut..

Penolakan ini berbuah petaka. Hubungan Bantaqiah dan pemerintah jadi kurang hangat. Pada tahun 1992 ia dituduh sebagai Menteri Urusan Pangan Gerakan Aceh Merdeka. Ia kemudian dijebloskan ke penjara dengan hukuman 20 tahun.

Ketika Habibie menjabat presiden ketiga Indonesia dan berkunjung ke Aceh, masyarakat meminta kepadanya untuk melepaskan sang tengku dari penjara. Habibie mengabulkan tuntutan itu. Bantaqiah dibebaskan dari bui.

Namun, masalah belum selesai sampai di situ.

Pada Kamis, 22 Juli 1999, pasukan TNI yang terdiri dari berbagai kesatuan seperti angkatan darat dan brigadir mobil mendirikan tenda-tenda di seputar pegunungan Beutong Ateuh. Warga desa mencurigai keberadaan mereka, namun warga tidak mengetahui tujuan mereka yang berada di tenda-tenda tersebut.

Di masa itu pula telah terjadi penembakan terhadap warga yang sedang mencari udang di sungai. Satu orang terluka, sedangkan yang seorang lagi melarikan diri ke hutan. Kejadian ini makin meresahkan warga Beutong Ateuh.

Tragedi kelabu
JUMAT, 23 Juli 1999, pukul 08.00, pasukan TNI mulai memantau pesantren dari seberang sungai. Pukul 09.00 mereka membakar rumah penduduk yang letaknya kira-kira 100 meter di sebelah timur pesantren.. Pukul 10.00 pasukan tersebut mulai mendekati pesantren. Pukul 11.00 pasukan berseragam dan bersenjata lengkap mulai memasuki pekarangan pesantren Babul Al Nurillah. Mereka memiliki ciri lain: wajah sebagian dari mereka berpulas cat hitam dan hijau. Pukul 11.30 mereka mulai berteriak mencaci-maki Tengku Bantaqiah dan memintanya segera menemui mereka.

Sudah menjadi kebiasaan para santri untuk berkumpul di hari Jumat. Setelah cukup lama mendengar serdadu-serdadu itu berteriak-teriak, Tengku Bantaqiah pun datang menemui mereka bersama seorang muridnya.

Hasilnya? Semua santri laki-laki disuruh turun oleh tentara, lalu dikumpulkan di tanah lapang dan diperintahkan berjongkok menghadap sungai Beutong. Santri perempuan tetap di lantai atas. Bangunan pesantren terbuat dari papan dan balok kayu, berlantai dua.

Tengku Bantaqiah diminta menyerahkan senjata yang ia miliki. Karena ia merasa tidak pernah memiliki senjata yang dimaksud tentara, ia membantah keras tuduhan tersebut. Pernyataan sang tengku ternyata tak memuaskan mereka. Sebuah antena radio pemancar yang terpasang di atap pesantren ikut dipertanyakan.

Komandan pasukan memerintahkan agar antena tersebut dicopot, dengan menyuruh putra Bantaqiah yang bernama Usman untuk menaiki atap pesantren. Usman langsung berjalan menuju rumahnya untuk mengambil peralatan, namun sebelum ia mencapai rumah yang jaraknya hanya tujuh meter dari tempat tentara mengumpulkan para santri, seorang anggota pasukan memukul Usman dengan popor senapan.

Melihat perlakuan kasar terhadap putranya ini, Bantaqiah tak tinggal diam. Ia mencoba menghampiri putranya. Di saat itu pula, terdengar aba-aba menembak. Bantaqiah diberondong dengan senjata pelontar bom. Ia jatuh tersungkur ke tanah.

Pasukan lantas mengalihkan tembakan ke arah kumpulan santri, membabi-buta. Lima puluh enam orang meninggal seketika. Santri yang terluka dinaikkan ke truk dengan alasan akan diberi pengobatan dan yang masih hidup diminta berbaris lalu naik ke truk yang sama. Truk ini bergerak menuju Takengon, Aceh Tengah.

Di tengah perjalanan menuju Takengon, para santri diturunkan di Kilometer Tujuh. Mereka diperintahkan berjongkok di tepi jurang.

Tiba-tiba salah seorang santri, yang entah karena rasa putus asa atau marah, langsung terjun ke jurang dan menghilang dalam rimbunan hutan lebat di bawah sana. Tentara –tentara itu serta-merta menembak ke arah jurang.

Nasib para santri yang tersisa tak diketahui. Mereka masih dinyatakan hilang oleh keluarganya sampai hari ini.

Pada pukul 16.00, tentara memerintahkan warga setempat untuk menguburkan jasad Bantaqiah, putra, dan murid-muridnya. Sedangkan santri perempuan dan istri-istri almarhum digiring menuju mushola yang berada di seberang sungai. Mereka dilarang menyaksikan penguburan itu.

Belum puas hati mereka, pasukan ini lantas membakar kitab-kitab agama dan Alquran di pesantren.

KAIN putih usang itu terus melambai-lambai di areal pemakaman, yang berada di samping mushola pesantren Babul Al Nurillah. Di situlah Bantagiah dan para santrinya terbaring selamanya.

Delapan tahun sudah lewat sejak kejadian tersebut, tetapi tiap tanggal 27 Juli setiap tahun keluarga almarhum Bantaqiah melaksanakan doa bersama untuk mereka yang meninggal dunia.

Pada 11 Agustus 2007 yang lalu, warga dan para santri juga melangsungkan kenduri aneuk yatim dan doa bersama. Panitia mengundang orang-orang pemerintah, dan beberapa dari mereka itu hadir di Beutong Ateuh. Delapan tahun lalu, mustahil mereka hadir di tempat ini.

”Ini pun karena sudah diundang, kalau tidak mungkin tidak akan pernah datang. Mungkin kami tidak pernah dianggap masyarakatnya. Maklum kami di sini orang-orang yang dianggap sesat dan zalim. Namun yang sangat kami sayangkan kenapa tindakan kekerasan diambil tanpa ada proses hukum. Kalau benar sesat, ada hukum, jangan melalui kekerasan, “ tutur Tengku Iskandar kepada saya.

Di antara para undangan saya melihat antara lain, pengurus Badan Reintegrasi Aceh, wakil pemerintah kabupaten Nagan Raya, asisten gubernur, wartawan, dan aktivis hak asasi manusia..

Secara bergiliran mereka yang hadir diminta menyampaikan pidatonya di podium yang sudah disediakan. Rata-rata pidato menyebutkan bahwa peringatan ini bukan untuk membuka luka lama, melainkan mengingatkan setiap orang untuk menjaga agar kekerasan yang dialami Tengku Bantaqiah tak perlu lagi terjadi di masa mendatang. Ada juga yang menghimbau agar anak-anak yatim dan para janda yang diakibatkan peristiwa itu disantuni dan diperhatikan nasibnya.

Pidato Hasyem Ibrahim yang mewakili pemerintah kabupaten Nagan Raya cukup menarik, karena ia berani menyebut Bantaqiah yang dulu dicap pemberontak oleh negara Indonesia dan pembawa aliran sesat itu sebagai ”syuhada”. Ia mengajak hadirin memanjatkan doa bagi yang telah tiada dan meminta para bapak menyekolahkan anak-anak mereka supaya pintar untuk mengisi masa damai di Aceh.

”Kalau ada pengetahuan, maka kita akan lebih pandai dan tidak mudah ditipu oleh siapapun,” katanya.

Mengapa cuma para bapak yang diminta partisipasinya oleh Hasyem? Bukankah peran kaum ibu tak kalah pentingnya dalam mendidik anak? Apakah karena rata-rata hadirin berjenis kelamin laki-laki? Apakah karena hanya para bapak dianggap yang punya uang dan mencari nafkah? Entahlah.

Tentu saja, orang yang paling menarik perhatian saya adalah Tengku Malikul.

Ia berbadan tegap. Jalannya cepat. Rambutnya yang gondrong dibiarkan lepas tergerai dari balik peci hitamnya. Siang itu ia mengenakan kemeja batik dipadu celana hitam dengan lilitan kain sarung menutupi celananya.

Tangan Malikul tak henti-henti menyalami tamu-tamu yang datang. Tatapannya tajam, tapi tutur katanya halus.

Dulu ia pernah merantau ke Pidie. Di Pidie ia juga menuntut ilmu sambil bercocok tanam. Sekarang ia sudah kembali ke tanah leluhurnya, setelah kejadian berdarah menimpa keluarganya. Meski usianya masih muda, ia kini dipercaya untuk melanjutkan tugas ayahnya, yaitu mengurusi pesantren dan para santri. Dialah pemimpin pesantren Babul Al Nurillah sekarang ini.

“Kami selaku hamba lemah dan fana tidak mau berpolitik, kalau tujuan bapak-bapak yang baik, maka hanya doa yang ada dari kami. Kita sama-sama mengenang delapan tahun tragedi pembantaian almarhum Tengku Bantaqiah. Harapan kami cukup kali ini kami rasakan, semoga tidak terulang lagi, karena cukup pedih yang kami rasakan akibat ulah kebiadaban manusia. Namun yang perlu kami ketahui apa tujuan kami dibunuh, sampai hari ini masalahnya belum ada yang bertanggung jawab. Atas nama manusia belum ada yang mampu memberi tanggung jawab atas kejadian yang menimpa kami,” kata Malikul, ketika berpidato di hadapan undangan.

Kegiatan belajar-mengajar di Babul Al Nurillah tetap berlangsung sebagaimana saat Bantaqiah masih hidup, meski serba terbatas. Pesantren ini belum memiliki dana untuk mengganti seluruh Alquran, kitab-kitab kuning, dan surat-surat Yassin yang dibakar tentara delapan tahun lalu. Pembakaran itu bersamaan dengan pembakaran seluruh pakaian, kartu tanda pengenal, dan barang-barang milik Bantaqiah serta santrinya yang diberondong peluru.

Kini Beutong Ateuh tak hanya dikenang sebagai lembah hijau nan subur, tetapi lembah kesedihan. Warga desa masih belum bisa melupakan peristiwa itu dan luka-luka di hati mereka yang ditinggalkan belum lagi sembuh.

Hari mulai beranjak malam. Para tamu, termasuk saya, mulai meninggalkan halaman pesantren. Acara telah usai, tetapi peringatan ini justru memberi peringatan bahwa negara Indonesia belum bertanggung jawab terhadap seluruh kasus pelanggaran hak asasi manusia di Aceh selama konflik hampir 30 tahun.

Ibukota dari Kabupaten Nagan Raya adalah Suka Makmue. Kata Nagan merupakan kependekan dari Seunagan yang menunjukkan lima kecamatan hasil pemekaran, sedang Raya berarti besar. Dari sini mungkin diharapkan kelima kecamatan ini akan jadi besar kelak di kemudian hari. Alamat Lokasi : Kantor Bupati Nagan Raya: Komplek Kantor Bupati, Jl.Nasional No.17. Suka Makmue. Kabupaten Nagan Raya. Kabupaten Nagan Raya adalah sebuah kabupaten di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Kabupaten ini berdiri berdasarkan UU Nomor 4 Tahun 2002 tanggal 2 Juli 2002 sebagai hasil pemekaran Kabupaten Aceh Barat. Berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Aceh Barat di utara, Kabupaten Aceh Barat di barat, Kabupaten Aceh Barat Daya dan Samudra Hindia di selatan, dan Kabupaten Gayo Lues serta Kabupaten Aceh Barat Daya di timur. Kabupaten Nagan Raya berada di pantai barat Sumatra yang subur dan sangat cocok bagi pertanian, khususnya padi yang terpusat di kecamatan Seunagan, Seunagan Timur dan Beutong karena ditunjang oleh Krueng Beutong dan Krueng Nagan yang mengalir di wilayah tersebut. Potensi lainnya adalah usaha peternakan dan perkebunan terutama kelapa sawit. Karena sumber daya pertaniannya yang melimpah, maka Nagan Raya dikenal sebagai salah satu lumbung beras utama di Aceh.

Di Kabupaten Nagan Raya juga terdapat sebuah Sungai yang dinamakan Krueng Isep merupakan sungai yg indah dan masih sangat alami, merupakan objek wisata akhir pekan masyarakat daerah ini. Alamat Lokasi : Kecamatan Beutong, Kabupaten Nagan Raya. Sungai yang sangat natural ini menjadi tempat wisata favorit tidak hanya dari masyarakat setempat, tetapi juga dari luar kota. Ramai dikunjungi bila akhir pekan ataupun pada saat hari libur.

Panorama Gunung Singgah Mata
Obyek wisata alam ini menjadi favorit tidak hanya penduduk daerah ini, tetapi juga dari luar daerah. Panorama gunung singgah mata memang mempesona. Alamat Lokasi : Kecamatan Beutong. Kabupaten Nagan Raya. Keindahan panorama dari gunung ini menjadi salah satu daya tarik pengunjung untuk berwisata kedaerah ini. Dengan ketinggian sekitar 6000 kaki, dan udaranya yang segar serta sejuk menjadikan obyek wisata yang satu ini selalu ramai dikunjungi.

Bendungan Irigasi Jeuram
Salah satu Bendungan Irigasi terbesar di NAD, dan merupakan objek wisata yg banyak dikunjungi karena dilatar belakangi oleh pegunungan bukit barisan yg indah. Alamat Lokasi : Kecamatan Beutong, Kabupaten Nagan Raya. Merupakan Bendungan Irigasi yg cukup besar, dibangun pada tahun 1991-1993 oleh Departemen PU. Irigasi ini mengairi areal persawahan di Kabupaten Nagan Raya. Kebutuhan beras khususnya diwilayah Barat Aceh dipasok dari Nagan Raya. Pemandangan di pintu bendungan sangat eksotik. Terjunan air yang tidak terlalu tinggi dengan lebar mungkin mencapai 50 m, dengan latar belakang pegunungan bukit barisan.

1.jpg

Akhirnya sekitar Pukul 15:30 WIB Tiba juga saya di Gedung Pendari Kabupaten Aceh Tengah yang merupakan tempat dilaksanakannya kegiatan sosialisasi dan silaturahmi antara para steemian chapter gayo. Harapan besar tentunya muncul dalam diri setiap steemian. Sebagai seorang pemula seperti saya dapat bergabung dalam komunitas STEEMIAN CHAPTER GAYO merupakan suatu kehormatan yang sangat luar biasa tentunya dapat menjadi bagian dari komunitas Steemit. Dengan harapan KOMUNITAS STEEMIT CHAPTER GAYO ini akan selalu exist dan dapat saling berbagi informasi, sehingga nantinya KOMUNITAS ini dapat maju bersama....Amin.

2.jpg

3.jpg

4.jpg

Dalam hal ini Komunitas adalah untuk menstimulasi pribadi, penting bagi diri kita untuk selalu mengecek apakah perkembangan berkembang sesuai dengan aktifitas atau ada keterlambatan yang harus dikejar. Dapat dimengerti & dipahami bahwa kehidupan komunitas untuk hidup sesuai dengan persyaratannya kreatifitas dan, selama dia mau tingkah laku dan pilihan hariannya dalam beinteraksi sesama teman untuk diikutinya. mungkin menawarkan saran dan bimbingan lebih insentif saat melakukan didikan kepada anak sehingga anak akan keluar bakat anak dalam hal filsafat.
dan stimulasi yang diberikan untuk diri kita haruslah seimbang, dengan meliputi stimulasi untuk lima kebijakan: kerja sama, memberikan motifasi, pengecapan, sering dalam usaha, dan tujuan komunitas itu sendiri.

setelah mereka mulai memahami bahwa itu adalah awal dari sebuah cerita maka mereka akan mendengar cerita episode selanjutnya sehingga membuat mereka tahu benar apa yang kita alami, bersosialisasi dengan lebih baik,sehingga menciptakan konsep kegiatan dan apa yang akan dikembangkan, atau dengan pembimbing Pembimbing yang dapat memberikan perhatian lebih pada anggota, dapat dengan intensif mengajaknya untuk berinteraksi dengan anggota lain.

5.jpg

6.jpg

Harapan ataupun asa diatas tentunya merujuk kepada Pengertian komunitas menurut para ahli – Di jaman sekarang ini banyak sekali komunitas-komunitas atau organisasi yang dibentuk dengan maksud untuk mencapai tujuan yang sebelumnya telah disepakati. Bukan hanya di kehidupan dunia nyata saja komunitas dapat di bentuk, tapi di jaman yang serba instan dan canggih ini kumunitas dapat dibentuk di dunia maya atau internet dengan maksud yang sama yaitu untuk mencapai tujuan. Komunitas dibentuk untuk mencapai target atau suatu tujuan yang telah di sepakati sebelumnya sehingga komunitas yang terbentuk tetap pada jalur yang telah di tetapkan agar tujuan dapat tercapai.

A. Definisi komunitas

Komunitas adalah kelompok sosial yang berasal dari beberapa organisme yang saling berinteraksi di dalam daerah tertentu dan saling berbagi lingkungan. Biasanya mempunyai ketertarikan dan habitat yang sama.

Atau definisi Komunitas yang lainnya adalah sebuah kelompok yang menunjukkan adanya kesamaan kriteria sosial sebagai ciri khas keanggotaannya, misalnya seperti: kesamaan profesi, kesamaan tempat tinggal, kesamaan kegemaran dan lain sebagainya. Seperti contohnya: kelompok petani, karyawan pabrik, kelompok warga, kelompok suporter sepak bola dan lain sebagainya.

Tujuan dibentuknya komunitas yaitu untuk dapat saling membantu satu sama lain dalam menghasilkan sesuatu, sesuatu tersebut adalah tujuan yang telah di tentukan sebelumnya.

B. Beberapa pengertian komunitas menurut para ahli

Menurut Hendro Puspito – Kelompok sosial adalah suatu kumpulan nyata, teratur & tetap dari individu-individu yang melaksanakan peran-perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama.

Lalu menurut Soenarno (2002) – Komunitas adalah sebuah identifikasi & interaksi sosial yang dibangun dengan berbagai dimensi kebutuhan fungsional.

Dan menurut Paul B. Horton & Chaster L. Hunt – Kelompok sosial adalah suatu kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya & saling berinteraksi.

C. Beberapa manfaat komunitas

Adapun beberapa manfaat dari komunitas, diantaranya seperti di bawah ini:

Misalnya kita membentuk komunitas bisnis, didalam komunitas kita akan mendapatkan info mengenai bisnis. Atau contoh lainnya kita membentuk komunitas otomotif, disanapun kita akan mendapatkan berbagai macam informasi mengenai otomotif.
Dapat menjalankan program dengan arah yang sama dan dapat saling memberikan informasi ter-update satu sama-lain.
Lalu dapat menjalin hubungan yang baik dengan orang-orang yang memiliki pemikiran dan tujuan yang sama.
Bisa mengetahui dan mewaspadai terhadap program maupun tawaran yang sifatnya menipu. Misalnya kita menjalankan suatu bisnis di internet karena dunia maya dapat dijadikan lahan bisnis, dan di sana juga banyak orang yang mencoba untuk melakukan penipuan. Dengan berkomunitas atau saling berinteraksi kita dapat saling memperingati dan membagi pengalaman.
Perlu diketahui bahwa suatu komunitas tidak akan berjalan dengan baik jika anggotanya tidak dapat mematuhi pada ketentuan-ketentuan komunitas itu sendiri, dan tidak berinteraksi satu sama lain, jadi dalam komunitas harus mematuhi ketentuan-ketentuan yang ada dan harus saling berinteraksi. Baca juga: Inilah pengertian newsgroup dan fungsinya lengkap.

D. Yang perlu di pertimbangkan dan diperhatikan jika hendak membentuk suatu komunitas

Yang pertama, harus mengumpulkan anggota yang antusias serta benar-benar dapat diandalkan – karena yang namanya komunitas harus ada anggotanya dan anggotanya harus dapat diandalkan untuk mencapai tujuan.

Yang kedua, Menentukan media yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai – komunitas jaman sekarang tidak cukup dengan bertatap muka saja, dengan menggunakan media bertatap muka tentunya membutuhkan tempat dimana pertemuan dapat diadakan, jadi keterbatasan waktu dan ruang lingkup serta perencanaan kegiatan membutuhkan banyak persiapan, disinilah gunanya internet dengan menggunakan internet atau media sosial anggota komunitas dapat saling berinteraksi seperti dengan membuat grup, forum dan lain-lain sehingga tujuan akan cepat tercapai.

Yang ketiga, Merencanakan program-program serta menyiapkan sumber daya – Tentunya membentuk suatu komunitas harus juga membuat program, jangan hanya membuat komunitas atas dasar semangat dan kemauan saja. Dengan program-program yang dibuat tujuan dari komunitas dapat dengan cepat tercapainya dan jangan lupa sediakan juga sumber daya untuk mendukung program tersebut.

7.jpg

Pada kesempatan yang bagus dan langka tersebut saya dapat melihat langsung para kurator handal yang sudah tidak diragukan lagi didalam dunia steemit nasional bahkan internasional diantaranya @levycore @aiqabrago dan @ayijubridar dan kurator tangguh lainnya. Maksud awal kedatangan saya tersebut yang pertama tentunya sekedar untuk melihat langsung sosok para kurator tersebut, serta mendengar berbagai pengalaman yang telah mereka lalui maupun konsistensi mereka dalam steemit ini yang merupakan sebuah motivasi yang sangat luar biasa buat saya pribadi.

Walaupun tidak dapat mengikuti kegiatan Silaturahmi tersebut sampai dengan selesai karena sesuatu dan lain hal, namun saya dapat merasakan suatu perubahan pemikiran yang bersifat positif terhadap steemit dan komunitas-komunitas yang ada didalamnya. Terakhir saya ucapkan terimakasih kepada Para Kurator dan Narasumber lainnya yang telah membuka banyak ruang pencerahan didalam benak saya tentang Steemit......Dimana selama ini saya pribadi hanya mengetahui Steemit tersebut dari berbagai referensi berupa bacaan dari internet...

8.jpg

STEEMIT INDONESIA.jpgSTEEMIT GAYO.jpg

                   SALAM HANGAT DARI SAYA

BUAT SEMUA STEEMIAN DI SELURUH PENJURU DUNIA
STEEMIT JAYA

                          @suhadi-gayo
Sort:  

Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://www.pantau.or.id/?/=d/426

Sebuah postingan yang bagus dan menarik, dimulai kisah dari awal hingga akhir serta ditampilkan photo-photo apa yang terjadi dan terlihat... Kelihatannya anda adalah seorang mantan wartawan.. Semoga sukses kedepan

Terimakasih atas motivasi yang diberikan @hendrasaputra. ANGIN.ANGIN.ANGIN.