Pertama Kali ke Lokop, Wilayah Penjaga Aceh Timur dan Gayo Lues
Apakabar semuanya
HARI kedua di Peureulak, kami berangkat ke kecamatan Lokop. Sebuah daerah perbatasan antara Aceh Timur dengan Gayo Lues. Keinginan ke Lokop itu dipicu aliran sungai jernih yang diposting kakak sepupu anak-anak. Posisinya ada di kawasan Lokop dan Peunaron. Melihat itu, kontan anak-anak minta juga mandi-mandi di sana.
Pada Rabu menjelang siang, kami berangkat. Sekitaran pukul sepuluh lewat. Matahari memang sedikit terik. Rombongan kami terdiri dari sembilan orang. Awalnya yang muncul dibenak kami Peunaron. Peunaron lebih dekat dibandingkan dengan Lokop yang sudah berbatasan dengan Gayo Lues. Makanya, rencana awal memilih beberapa objek yang lebih dekat.
Sebab kami sudah terlambat menuju lokasi. Makanya pilihan paling logis adalah yang terdekat. Ini pertama kali saya menempuh jalur ke Peunaron. Selama ini paling jauh hingga ke Puskesmas Ranto Panyang. Secara umum jalannya tergolong bagus.
Hanya ada di beberapa titik yang rusak. Ada yang disebabkan runtuhnya badan jembatan, ada juga rusak akibat badan jalan amblas. Hanya sedikit yang rusak akibat truk-truk memuat beban berat. Tidak banyak kenderaan yang melintas. Hanya ada satu dua truk pengangkut sawit.
Jalan sempit belokan tajam
Ini menjadi pengalaman saya ngedrive melintasi jalan menanjak penuh belokan tajam. Meski sudah sering melintas jalur pantai barat dari Lhok Nga, Aceh Besar ke Lamno, Aceh Jaya. Kondisi tanjakannya tak jauh berbeda dengan lintasan Bireuen ke Takengon. Namun, menurut saya jalan ke Lokop ini jauh lebih menantang. Apalagi bagi saya yang baru pertama melintas. Harus ekstra hati-hati.
Benar saja. Pada beberapa tikungan tajam langsung menyerobot masuk ke jalur orang. Untung saja tidak ada mobil yang lewat pada saat bersamaa. Kalau tidak, mungkin sudah terjadi laga kambing. Pada sisi lain, para pengenderaan sepeda motor juga mengambil jalan tengah. Lari kencang, seperti dikejar hewan buas.
![]() | ![]() |
---|
Jalan sempit dan bersemak belukar
Kondisi ini menyulitkan supir yang baru pertama melintas. Seperti yang saya alam. Setelah melewat jalur menanjak, menurun yang sedikit curam, kami tiba di kawasan objek wisata air terjun Arul Serule Kecamatan Peunaron Aceh Timur. Tujuan utama bukan ke sini, tapi masih dalam kawasan yang sama. Sebab, kalau masuk ke objek air terjun butuh waktu berjam-jam.
"Bahkan harus menginap di sana," cerita seorang anggota rombongan.
Pantai Sungai Waih Porak
![]() | ![]() |
---|
Lalu, kami memilih titik lain yang terdekat. Wisata aliran sungai. Dari dua yang kami lewati semuanya kurang menarik. Memang kondisi di lapangan sepi, karena bukan akhir pekan. Biasanya Sabtu dan Minggu banyak wisatawan lokal yang bertamasya.
Setelah melihat lokasi target seperti cerita anggota rombongan, tidak ada kegiatan apapun, bahkan sudah dipenuhi semak belukar, akhirnya kami pun memilih langsung ke Lokop. Tujuannya Pantai Sungai Waih Porak. Pukul dua siang kami tiba di lokasi. Kondisi memang sedikit sepi. Maklum masih hari Rabu.
Aliran sungai ini melintasi pusat pasar Lokop. Lokop sendiri, kecamatan terpencil milik kabupaten Aceh Timur yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Gayo Lues. Masyarakatnya mayoritas suku Gayo dan Aceh. Kini sudah terjadi asimilasi dengan berbagai suku seperti Batak, Jawa.
Aliran sungai tempat kami singgah persis di bawah titi (jembatan) gantung. Dari atas jembatan kita bisa melihat Pantai Sungai Waih Porak yang penuh berbatuan seperti terlihat pada foto di atas. Sejujurnya anak-anak tidak bisa puas mandi. Karena kami sudah telat berangkat. Dalam waktu 45 menit saja, baru kami menuntaskan semuanya.
Tepat pukul 15.34 WIB kami berangkat pulang. Kembali ke Peureulak, menempuh perjalanan penuh tantangan. Tapi, saat pulang sedikit lebih mudah, karena sudah tahu jalurnya. Meski ada beberapa titik yang sedikit membahayakan kenderaan. Terima kasih sudah membaca postingan saya.
Our team is looking for quality posts and comments to reward across the steemit platform. Enhance your experience in creating engaging content
Curated by@𝗁𝖾𝗋𝗂𝖺𝖽𝗂
Thank you for your support Sir @heriadi