Malam Silaturrahmi Rektor UIN Ar-Raniry
Apakabar rekan steemians?
BEBERAPA malam lagi bulan Ramadhan berakhir. Sebelum bulan mulia ini tuntas, kalangan jurnalis diajak bersilaturrahmi dengan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh. Prof DR Mujiburrahman, MA. Ini bukan pertemuan pertama sang rektor. Ia sudah rutin menggelar silaturrahmi dengan para pekerja media. Rektor paling ramah media.
Setiap pertemuan tak ada pemberian pernyataan. Seperti lazimnya jumpa pers. Atau moment pejabat mengundang kalangan media. Pasti berbusa-busa memberi penyataan. Tapi, dosen berstatus guru besar ini berbeda. Dia cuma ingin bertatap muka saja dengan kalangan media. Sambil ngopi-ngopi dan poh cakra.
Meski ada banyak hal yang menarik untuk ditulis, tapi dia tidak meminta untuk dipublikasi. Kalau ada yang mau ditulis boleh saja. Dia tidak memaksa. Juga tidak meminta. Pertemuan rutin ini memang murni silaturrahmi. Saya menilai, ini bentuk lain dari cara Prof Mujib menghargai kerja-kerja media.
![]() | ![]() |
---|
Pertemuan ini berlangsung penuh akrab. Ringan. Penuh senda gurau. Hal terlucu juga muncul di sini. Semua bebas umbar senyum. Tanpa ada sekat, mantan mahasiswa dengan rektor. Tak ada dikotomi pejabat dengan rakyat. Semua mengalir. Tidak kaku. Apalagi beku. Seperti hari-hari musim salju di belahan dunia lain.
Dari cerita ringan ini, saya tahu. Kalau Prof Mujib ternyata suka humor juga. Dia pernah punya gelak tawa dengan Apa Karya. Nama asli Zakaria Saman. Ada cerita lucu. Sayangnya, meski lucu tak kurang etis saya tulis di sini. Sebab, itu menyangkut pribadi. Tapi, saya tak ingin membagikan cerita lucu itu di sini. Cukup koleksi pribadi saja.
Warung Kopi Solong Jepang terlalu ramai. Malam ini, ada tiga puluhan lebih awak media yang hadir. Semua duduk di meja panjang. Tapi, hanya kami saja yang kebetulan bisa duduk di depan Prof Mujib. Ia didampingi seorang rekannya. Sudah pasti pihak rektorat juga. Hadir di samping kirinya, DR Syarifuddin. Ia salah seorang dekan di UIN Ar-Raniry.
Selain itu, dia juga owner Solong Jepang. Tentu saja kami duduk di warung kopi miliknya. Bisnis yang menjanjikan. Makanya tak mengherankan, bila di warung ini banyak dosen, mahasiswa dari UIN yang mengisi akhir pekan bersama keluarga. Makanannya juga tidak kalah dengan menu cafe moderen.
Malam kian larut. Bahasan kami tidak ada kurangnya. Tapi mengingat Prof Mujib masih ada agenda pribadi di masjid. Ia pun pamit lebih dulu. Apalagi besok harinya, dia harus takziyah ke rumah salah seorang dosennya yang sedang musibah. Suaminya meninggal dunia.
Pertemuan silaturrahmi ini pun berakhir. Selalu saja memberi kesan sendiri. Prof Mujib, pejabat Rektor yang amat menghargai kerja-kerja awak media. Kesempatan itu juga dia mengundang awak media untuk menghadiri Open House di rumah dinasnya di komplek UIN Ar-raniry, Darussalam.