Untuk secara efektif memerangi korupsi dengan blockchain, prioritaskan area spesifik, berdampak tinggi, dan dengan hati-hati seimbangkan transparansi dengan sensitivitas data dengan memilih antara solusi blockchain publik, berizin, atau hibrida
Posting terkait telah mengidentifikasi dengan benar aspek-aspek utama dalam mendefinisikan ruang lingkup sistem antikorupsi berbasis blockchain. Sekarang, mari kita uraikan cara praktis untuk mendekati setiap elemen.
Mengidentifikasi Area Tertentu yang Sering Terjadi Korupsi
Ini adalah langkah yang paling penting, karena menentukan fokus dan efektivitas sistem secara keseluruhan. Pendekatan yang terstruktur dapat membantu memastikan keakuratan dalam mengidentifikasi area yang rawan korupsi.
Pengumpulan dan Analisis Data
Salah satu cara untuk memulai adalah dengan meninjau laporan audit sebelumnya dari lembaga pemerintah. Laporan-laporan ini sering menyoroti penyimpangan dan pola korupsi yang berulang. Selain itu, pengaduan publik dan data whistleblower harus dianalisis, karena ini dapat memberikan wawasan langsung ke area yang rawan korupsi. Jurnalisme investigasi juga dapat menjadi sumber informasi yang berharga.
Penilaian risiko di berbagai departemen pemerintah diperlukan untuk menentukan proses dan transaksi yang rentan. Berkonsultasi dengan pakar antikorupsi, pejabat pemerintah, dan organisasi masyarakat sipil dapat memberikan wawasan tambahan. Jika ada basis data pemerintah yang melacak aktivitas, menganalisis data di dalamnya dapat lebih memperkuat temuan.
Prioritas
Setelah area rawan korupsi teridentifikasi, penilaian dampak potensialnya terhadap sumber daya publik dan kesejahteraan warga negara menjadi penting. Yang sama pentingnya adalah mengevaluasi kelayakan penerapan solusi blockchain di area ini, dengan mempertimbangkan kendala teknis, hukum, dan operasional.
Untuk memastikan penerapan yang efektif, area dengan prioritas tinggi harus dipilih terlebih dahulu. Ini dapat mencakup:
- Pengadaan Umum – Memantau proses penawaran, pemberian kontrak, dan pembayaran untuk meningkatkan transparansi dan mencegah manipulasi penawaran.
- Pendaftaran Tanah – Mencatat kepemilikan dan transaksi tanah untuk mengurangi transaksi tanah yang curang dan perampasan tanah.
- Program Kesejahteraan Sosial – Memastikan transparansi dalam kelayakan penerima manfaat, pencairan dana, dan hasil program untuk mencegah penipuan.
- Perpajakan dan Pengumpulan Pendapatan – Melacak pembayaran pajak dan arus pendapatan untuk mencegah penghindaran pajak dan korupsi.
- Perizinan dan Izin – Memantau penerbitan lisensi dan izin untuk mencegah penyuapan dan favoritisme.
Menentukan Tingkat Akses yang Diperlukan (Blockchain Publik vs. Berizin)
Memutuskan antara blockchain publik atau berizin bergantung pada keseimbangan transparansi dengan sensitivitas data.
Blockchain Publik
Blockchain publik menawarkan transparansi dan kekekalan maksimum, memastikan tingkat kepercayaan dan verifikasi yang tinggi. Blockchain publik juga meminimalkan risiko manipulasi data. Namun, potensi masalah privasi, tantangan skalabilitas, dan ketidakpastian peraturan harus dipertimbangkan.
Blockchain publik paling cocok untuk kasus-kasus yang transparansinya penting, seperti proyek infrastruktur yang didanai publik, inisiatif data terbuka, dan pelacakan distribusi dana publik yang tidak sensitif.
Blockchain Berizin
Sebaliknya, blockchain berizin meningkatkan privasi dan kontrol data sekaligus menawarkan skalabilitas dan kepatuhan peraturan yang lebih baik. Namun, blockchain publik mengurangi transparansi dibandingkan dengan blockchain publik dan memerlukan kepercayaan pada organisasi pengelola atau konsorsium.
Pendekatan ini lebih cocok untuk sistem pendaftaran tanah yang data kepemilikan propertinya sensitif, program kesejahteraan sosial yang memerlukan privasi penerima manfaat, proses pengadaan internal pemerintah, dan distribusi dana publik yang sensitif.
Pendekatan Hibrida
Model hibrida dapat menggabungkan blockchain publik dan blockchain berizin untuk menyeimbangkan transparansi dan privasi. Misalnya, blockchain berizin dapat menyimpan data sensitif, sementara hash transaksi dapat dipublikasikan pada blockchain publik untuk memberikan akuntabilitas tanpa mengungkapkan detail rahasia.
Faktor Pengambilan Keputusan
Beberapa faktor utama memengaruhi pilihan jenis blockchain:
- Sensitivitas Data – Seberapa rahasia data yang disimpan di blockchain?
- Persyaratan Peraturan – Kerangka hukum apa yang mengatur penanganan data?
- Kebutuhan Transparansi – Seberapa besar keterbukaan yang diperlukan untuk aplikasi?
- Persyaratan Skalabilitas – Berapa banyak transaksi yang harus diproses sistem?
- Model Kepercayaan – Siapa yang perlu mempercayai sistem, dan sejauh mana?
Dengan mengevaluasi faktor-faktor ini secara cermat, kita dapat menentukan cakupan yang memaksimalkan potensi blockchain dalam memerangi korupsi sekaligus mengatasi kebutuhan dan kendala khusus sistem pemerintahan.
Mpu Gandring ingin memberantas korupsi di Indonesia dengan teknologi blockchain! Anda ingin mendukung?
- Follow akun Mpu.
- Upvote dan resteem postingan Mpu.
- Share di Instagram, Facebook, X/Twitter dll.
- Biar pemerintah mendengar dan menerapkannya.
Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.