Buku kumpulan cerpen saya.

---

After having a ChatGPT account, I tested the completeness and accuracy of the information provided. For some materials, I admit that the Indonesian language has met the standard. The material provided is also very focused with a fairly detailed explanation.

I'm trying to check the level of plagiarism or similarity with some similar information in the application. Surprising because it is almost 100 percent original. This can be a tool for lazy people to produce instant works that are not from their own sweat.

Any technology, its nature only helps humans. It can be like a double-edged sword. On the one hand, it helps, but on the other hand it makes humans lazy, not creative, not intelligent. I remember the statement that used to be popular; With smartphones, the phones are smarter and people are more stupid.

On a whim, I asked ChatGPT who Ayi Jufridar was. Turns out he didn't have any information. I added information by typing Ayi Jufridar's profession as a writer.

Then, the information below appears. I was surprised and laughed. The information below is almost 100 percent wrong. My place and date of birth are wrong. My book titles are also wrong. I consider it natural because I am not a popular writer, not in Indonesia, let alone in the world.

Even though almost everything is wrong, the part of Ayi Jufridar being recognized as one of the talented young Indonesian writers and contributing to the development of Indonesian literature, especially in the Aceh region I want to consider as truth.

ChatGPT thinks I'm young. Thank You. May I be young forever?

The following is information about Ayi Jufridar that I got from ChatGPT. If you type again, the same information may not appear.[]

---

Sampul buku Kabut Perang.

---

Ayi Jufridar is an Indonesian writer from Aceh. He was born on March 5, 1975, in Keudah Village, Pidie District, Pidie District, Aceh Province. Ayi Jufridar has written several books, including novels, collections of short stories, and collections of poetry.

Some of Ayi Jufridar's works include "Love Never Goes Away" (novel), "The Sea Tells Stories" (novel), "What's Left of the Rain" (a collection of short stories), and "Secret Egg Omelet" (a collection of poems). Ayi Jufridar has also won several awards, including 1st Place in the National Youth Short Story Competition organized by Hai magazine in 1994.

Many of his works deal with the themes of the daily life of the Acehnese people and touch on social, humanitarian, and religious issues. Ayi Jufridar is recognized as one of the talented young Indonesian writers who has contributed to the development of Indonesian literature, especially in the Aceh region. [Source:ChatGPT]

---

---

Peluncuran novel Kabut Perang di Jakarta, 2005 silam.

---

Kaver buku kumpulan cerpen Cinta Dalam Secangkir Sanger.

---

ChatGPT Hanya Alat, tak Selamanya Akurat

Setelah memiliki akun ChatGPT, saya menguji kelengkapan dan akurasi informasi yang diberikan. Untuk beberapa materi, saya akui bahasa Indonesia sudah memenuhi standar baku. Materi yang diberikan juga sangat fokus dengan penjelasan yang lumayan detail.

Saya mencoba mengecek tingkat plagiasi atau kesamaan dengan beberapa informasi serupa dengan aplikasi. Mengejutkan karena hampir 100 persen original. Ini bisa menjadi alat bagi orang malas untuk menghasilkan karya instan yang bukan dari cucuran keringatnya sendiri.

Teknologi apa pun, sifatnya hanya membantu manusia. Ia bisa seperti pisau bermata dua. Satu sisi membantu, tapi di sisi lain membuat manusia malas, tidak kreatif, tidak mencerdaskan. Saya jadi ingat dengan pernyataan yang dulu pernah populer; Dengan adanya smartphone, phone-nya tambah smart dan people tambah stupid.

Iseng-iseng, saya bertanya kepada ChatGPT siapakah Ayi Jufridar. Ternyata dia belum mendapatkan informasi. Saya tambah informasi dengan mengetik profesi Ayi Jufridar sebagai penulis.

Lalu, muncullah informasi di bawah ini. Saya terkejut dan tertawa. Informasi di bawah ini hampir 100 persen keliru. Tempat dan tanggal lahir saya salah. Judul-judul buku saya juga salah. Saya anggap wajar karena saya bukan penulis populer, tidak di Indonesia apalagi di dunia.

Meski hampir semuanya salah, bagian Ayi Jufridar diakui sebagai salah satu penulis muda Indonesia yang berbakat dan berkontribusi dalam mengembangkan sastra Indonesia, terutama di daerah Aceh ingin saya anggap sebagai sebuah kebenaran.

ChatGPT menganggap saya masih muda. Terima kasih. Semoga saya muda selamanya.

Berikut ini informasi tentang Ayi Jufridar yang saya dapat dari ChatGPT. Kalau Anda mengetik lagi, bisa jadi tidak ada muncul informasi yang sama.[]

---

---

Ayi Jufridar adalah seorang penulis Indonesia asal Aceh. Ia lahir pada 5 Maret 1975 di Desa Keudah, Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh. Ayi Jufridar telah menulis beberapa buku, termasuk novel, kumpulan cerpen, dan kumpulan puisi.

Beberapa karya Ayi Jufridar antara lain "Cinta Tak Pernah Pergi" (novel), "Laut Bercerita" (novel), "Yang Tersisa dari Hujan" (kumpulan cerpen), dan "Rahasia Telur Dadar" (kumpulan puisi). Ayi Jufridar juga pernah memenangkan beberapa penghargaan, termasuk Juara 1 Lomba Cerpen Remaja Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh majalah Hai pada tahun 1994.

Karya-karyanya banyak mengangkat tema-tema kehidupan sehari-hari masyarakat Aceh, serta menyentuh isu-isu sosial, kemanusiaan, dan religi. Ayi Jufridar diakui sebagai salah satu penulis muda Indonesia yang berbakat dan berkontribusi dalam mengembangkan sastra Indonesia, terutama di daerah Aceh. [Source:ChatGPT]

---

---

Beberapa buku saya yang dijual di toko buku.