Perjalanan Tidak Terlupa ke Takengon serta Arca Gajah Lut TawarsteemCreated with Sketch.

in Steem SEA14 days ago

IMG-20250414-0036.jpg

Hari itu, matahari belum seluruhnya bangun kala saya mengawali ekspedisi mengarah Takengon, suatu kota kecil di dataran besar Gayo, Aceh Saya telah lama mendengar tentang keelokan Danau Lut Tawar serta ikon kotanya, Arca Gajah besar yang jadi simbol kebanggaan warga setempat. Dengan kamera di tangan serta semangat petualang di hati, saya siap mengeksplorasi tiap sudut luar biasa dari destinasi ini.

Saya berangkat dari Banda Aceh pagi- pagi sekali memakai mobil keluarga Ekspedisi sepanjang dekat 300 km ini memakan waktu nyaris 8 jam sebab medan yang berliku serta jalanan naik- turun menjajaki kontur pegunungan. Tetapi, panorama alam betul- betul menghipnotis. Hamparan hijau kebun kopi, pepohonan rindang, serta hawa sejuk yang menyegarkan membuatku tidak merasa letih.

Sesekali, saya menyudahi di warung- warung kecil di pinggir jalur buat menikmati kopi Gayo yang populer itu. Aroma serta rasanya begitu khas kuat, pekat, tetapi tidak getir. Orang- orang di mari sangat ramah, senantiasa menyongsong dengan senyuman serta cerita- cerita menarik tentang kehidupan mereka di dataran besar.

IMG-20250414-0009.jpg

Sampai di Takengon: Kota Dingin yang Menawan

Kala kesimpulannya datang di Takengon, temperatur hawa terasa lebih dingin daripada perkiraanku. Kota ini dikelilingi oleh bukit- bukit hijau serta hawa fresh pegunungan. Saya langsung mengarah penginapan yang telah reservasi lebih dahulu, suatu homestay simpel tetapi aman dengan panorama alam langsung ke Danau Lut Tawar.

Sehabis meletakkan beberapa barang, saya tidak tabah buat lekas keluar serta menjelajahi. Tujuan pertamaku pasti sajaDanau Lut Tawar, danau vulkanik terbanyak di Aceh yang airnya begitu jernih serta tenang. Saya duduk di tepiannya, menikmati hembusan angin sepoi- sepoi sembari memandangi perahu- perahu nelayan yang berlalu- lalang. Sebagian anak kecil lagi bermain di pinggir danau, tertawa riang. Saya mengabadikan momen itu dengan kamera gambar yang sempurna buat kenangan.

IMG-20250413-0018.jpg

Sehabis puas menikmati Danau Lut Tawar, saya melanjutkan ekspedisi ke tempat yang sangat kunanti- nantikan:Patung Gajah raksasa yang jadi ikon Takengon. Arca ini terletak di suatu bukit kecil, tidak jauh dari pusat kota.

Sesampainya di situ, saya langsung terpana oleh ukurannya yang besar serta megah. Arca gajah ini terbuat dengan perinci yang sangat menakjubkan kulitnya yang mengkerut, belalainya yang terangkat, serta matanya yang seakan hidup. Di sekelilingnya, ada halaman yang tertata apik dengan bunga- bunga warna- warni, membuat latar balik gambar terus menjadi sempurna.

Saya tidak menyia- nyiakan peluang buat mengambil foto dari bermacam sudut. Sebagian wisatawan lain pula nampak lagi berswafoto ataupun semata- mata duduk di bangku halaman sembari menikmati panorama alam. Saya berbincang dengan seseorang masyarakat lokal yang menceritakan kalau arca ini dibentuk selaku simbol kekayaan alam Gayo, tercantum gajah- gajah sumatra yang dahulu sempat hidup di daerah ini.

IMG-20250414-0018.jpgIMG-20250414-0020.jpg

Menjelajah Dekat Danau Lut Tawar

Keesokan harinya, saya memutuskan buat mengelilingi Danau Lut Tawar lebih jauh. Saya menyewa sepeda motor serta menyusuri jalanan berkelok yang mengitari danau. Di sebagian titik, saya menyudahi buat menikmati panorama alam yang berbeda ada spot di mana air danau nampak begitu biru di dasar cahaya matahari, terdapat pula zona persawahan hijau yang kontras dengan birunya langit.

Salah satu momen sangat berkesan merupakan kala saya menciptakan suatu warung makan kecil di pinggir danau yang menjadiikan detik, ikan khas Lut Tawar yang cuma dapat ditemui di mari. Saya memesan ikan detik goreng dengan sambal kecap rasanya gurih, dagingnya lembut, serta betul- betul segar.

Malam di Takengon terasa begitu sepi serta damai. Temperatur turun ekstrem, membuatku mengenakan jaket tebal dikala keluar buat mencari makan malam. Saya menciptakan suatu kedai kopi yang masih buka, serta di situ, saya kembali menikmati secangkir kopi Gayo hangat sembari mendengar alunan musik tradisional dari radio kecil di meja kasir.

Saat sebelum kembali ke homestay, saya memandangi langit Takengon yang dipadati bintang pemandangan yang tidak sering dapat kulihat di kota besar. Rasanya semacam terletak di tempat yang terpisah dari keramaian dunia.

IMG-20250414-0032.jpg

Pulang dengan Segudang Kenangan

Hari terakhir di Takengon saya habiskan dengan berbelanja oleh- oleh. Saya membeli sebagian bungkus kopi Gayo, kacang tanah khas Gayo, serta kain tenun tradisional selaku kenang- kenangan. Saat sebelum berangkat kembali, saya menyempatkan diri kembali ke Arca Gajah buat mengambil sebagian gambar terakhir.

Ekspedisi ke Takengon serta Danau Lut Tawar ini betul- betul memberikanku kedamaian serta pengalaman baru. Saya kembali bukan cuma dengan ratusan gambar, tetapi pula cerita- cerita indah tentang keramahan orang Gayo, keelokan alamnya, serta ketenangan yang susah ditemui di tempat lain.

Mungkin sekian kata-kata kali ini bila ada ke salah pahaman dalam menulis mohon maaf lahir dan batin cerita ini dapat disesuaikan dengan perinci pengalaman pribadi, semacam interaksi dengan masyarakat, rasa santapan khas, ataupun momen lucu sepanjang ekspedisi Mudah- mudahan bermanfaat.🚗📸

Hormat kami:
@alvy04

Selesai.

Sort:  

@tipu curate

;) Holisss...

--
This is a manual curation from the @tipU Curation Project.

Terimakasih banyak @fombae dan tim @ahsansharif ,@dexsylux ☺️🤲