The Diary Game [30/03/2025] : Hari Perpisahan Dengan Bulan Penuh Kemuliaan

Setiap pertemuan pasti akan berakhir dengan perpisahan tidak ada yang abadi di dunia ini semua berputar waktu berlalu dengan begitu cepat tidak terasa hari ini sudah berada di hari ke-30 dari bulan suci Ramadan sebuah perpisahan yang tentu menyedihkan karena kemuliaan dan berkah di bulan Ramadan belum tentu kita memiliki umur yang panjang bisa mendapatkan Ramadan tahun berikutnya.

Seperti biasanya setiap pagi di bulan suci Ramadan saya biasa duduk di teras Menikmati keindahan suasana pagi dengan udara yang sejuk dan segar kicauan burung yang seperti Simponi alam ditambah dengan matahari yang malu-malu menyembul di antara dedaunan di ufuk timur sebuah suasana Syahdu yang sulit digambarkan apalagi bila kita merenung dan menyadari bahwa semua itu adalah ciptaan Tuhan memperlihatkan betapa Maha kuasanya yang pencipta alam semesta ini.

Di hari terakhir bulan suci Ramadan Saya berusaha memaksimalkan dengan mengisinya dengan ibadah seperti membaca Alquran bersholawat dan berdzikir sesekali saya juga menyempatkan diri bermain bersama kedua anak saya pakai dan Zahra mereka memang belum berpuasa kemudian menjelang zuhur saya bersiap-siap dan ketika kumandang azan Dhuhur saya segera menuju ke masjid untuk menunaikan salat zuhur secara berjamaah.

Di masjid Saya tidak langsung pulang namun beritikaf menghayati dan menikmati hari terakhir di bulan suci Ramadan sekaligus merenungi dan melakukan evaluasi sejauh mana target-target dalam bulan Ramadan telah tercapai saya juga sempat berfoto dan melihat persiapan pembuatan mobil dan replika kubah yang akan digunakan untuk pawai takbir keliling yang sudah menjadi rutinitas di setiap malam hari raya Idul Fitri.

Saat berbuka puasa di hari terakhir bulan suci Ramadan merupakan saat yang sangat menyedihkan dan mengharukan di mana detik-detik terakhir bulan suci Ramadan harus dilewati dengan air mata karena belum tentu amal ibadah kita di bulan Ramadan diterima oleh Allah subhanahu wa ta'ala dan tidak ada kepastian bahwa kita mendapatkan keampunan sementara bulan suci yang ditempat gandakan pahala telah berlalu, di hari terakhir Ramadan menu buka puasa saya tetap seperti biasa berupa segelas teh hangat juga air tebu dan air putih serta yang tidak boleh ketinggalan beberapa biji kurma.

Malam ini sudah tidak ada lagi salat sunat tarawih semenjak masuknya matahari di ufuk Barat dan setelah menunaikan salat Magrib semua kaum muslimin bertakbir membesarkan dan mengagungkan asma Allah dan malam ini di balai pengajian yang ada di depan rumah saya beberapa anak-anak pengajian juga ikut bertakbir termasuk anak saya Faqih yang meskipun belum bisa bertaqwa dengan sempurna ikut merayakan dan bertakbir menyambut malam hari raya Idul Fitri.

Menjelang Isya saya bersama istri keluar menuju ke blangjur suasana di jalanan sangat ramai dengan para pedagang yang berjualan banyak yang berjualan petasan mercon yang sebenarnya sangat berbahaya bagi anak-anak meskipun berbahaya dan beresiko sehat terpaksa membeli mercon dan petasan yang diminta anak-anak Selain itu kami juga membeli beberapa jenis kue untuk persiapan lebaran esok hari.

Kemudian kami menuju ke Simpang Rangkaya tepatnya di depan kerudung Cafe ada pedagang yang menjual aneka jenis peci saya membeli peci putih untuk Faqih, karena sudah beberapa hari faqih meminta untuk dibelikan peci putih yang akan dipakai di hari raya Idul Fitri besok setelah itu kami langsung pulang anak-anak di rumah menyalakan lilin dan juga bermain petasan dan mercon sambil menunggu datangnya iring-iringan mobil pawai takbir keliling yang lewat di jalanan di depan rumah.

Demikian Diary kegiatan harian saya, semoga bermanfaat untuk semuanya, terima kasih kepada sahabat semuanya yang berkenan membaca dan memberikan dukungan untuk saya dan khususnya kepada Admin dan Moderator Steem SEA @anroja

Best Regard,

@abialfatih

Aboutme

Saya Mengajak Sahabat Semua untuk mendukung dan memilih @pennsif.witness di Link berikut : https://steemlogin.com/sign/account-witness-vote?witness=pennsif.witness&approve=1