Ziarah kubur di hari lebaran
Sudah menjadi suatu tradisi di Aceh, setiap datangnya hari raya yang meliputi hari Raya Idul Fitri ataupun pada hari Raya Idul Adha masyarakat berbondong-bondong mendatangi area kuburan untuk menziarahi anggota keluarganya yang telah berpulang ke Rahmatullah. Tidak heran maka pemandangan orang yang ramai dan berdesakan akan kita jumpai disini.
Seperti kebanyakan orang, saya juga mengikuti tradisi tersebut dimana pada hari raya pertama saya bersama handai taulan mendatangi area pemakaman umum yang terletak di desa Kuta Blang Lhokseumawe. Kami akan mengunjungi makam ibunda kami yang telah meninggal sekitar lima tahun yang lalu tepatnya pada hari Selasa, tanggal 8 September 2020.
Menjelang siang hari suasana area perkuburan terlihat masih ramai. Momen ziarah kubur juga menjadi ajang bagi masyarakat yang bertempat tinggal di sekeliling area kuburan untuk mendulang rupiah dengan cara berjualan air yang telah ditaburi dengan beberapa jenis bunga-bunga untuk disiram di atas makam setelah selesai berdoa. Sebenarnya perbuatan ini tidak disuruh di dalam agama Islam namun hal ini sudah menjadi tradisi dalam masyarakat Aceh setiap berziarah setelah selesai berdoa atau membaca Yasin pasti akan menyiram tanam kuburan dengan air bunga.
Saat tiba di atas makam ibu kami , kami segera membacakan surah Yasin secara bersama-sama. Setelah itu dilanjutkan dengan pembacaan doa sambil memohon kepada Allah SWT agar memaafkan segala dosa yang pernah dilakukan oleh ibunda kami tercinta. Semoga Allah melapangkan kuburannya dan menjadikan kuburannya dengan taman surga.
Saat berada di area makam ibunda tiada terasa air mata saya menetes ketika mengenang semua kebaikan dan pengorbanannya ketika membesarkan saya sebagai anaknya. Saya juga merasa sedih dan rindu beliau karena tidak bisa memeluk beliau lagi. Ternyata rindu yang sangat menyesakkan hati adalah merindukan kepada orang yang telah meninggalkan dunia ini.
Tidak lupa setelah itu saya juga menyiramkan makam ibunda dengan air bunga agar kuburannya terasa segar dan sejuk. Jejak air bunga juga menandakan bahwa suatu kuburan telah diziarahi oleh kerabat andai taulannya. Di atas makam ibunda saya, juga kami tanami pohon jarak atau dalam bahasa Aceh disebut dengan bak lawah. Menurut suatu informasi yang pernah saya baca bahwa tanaman yang ada di atas kuburan dapat meringankan siksa kubur bagi si mayat.
Selesai berziarah saya mengalihkan pandangan saya ke sekitar kuburan. Saya melihat ada beberapa kuburan yang tidak diziarahi oleh kerabatnya yang ditandai dengan kuburan yang masih dipenuhi oleh tanaman dan rumput-rumputan di atasnya. Sungguh menyedihkan sekali bagi si mayat yang ada di dalam kuburan menantikan doa dari anak-anaknya namun yang dinanti tidak datang karena masih sibuk dengan urusan dunia. Sekian.
Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.
Congratulations! This post has been upvoted through steemcurator08. We support quality posts, good comments anywhere, and any tags.
Curated by @miftahulrizky
Thank you