Peunajoh Endatu

in STEEM FOR BETTERLIFE12 days ago

IMG20250609112837.jpg

div.png

Hagoe's Village: June, 9th 2025

Hari ini aku ganti menu makanan dengan kembali ke selera asal, menu makanan orang-orang terdahulu (Peunajoh Endatu), karena sudah bosan dengan menu bernuansa daging selama beberapa hari terakhir.

Cuti bersama lebaran Idul Adha tahun ini akan berlangsung sampai hari ini saja. Dan besoknya kita akan kembali ke aktivitas normal seperti biasa, dengan aktivitas dan rutinitas masing-masing.

Ada perubahan agenda dari keluarga besar kami dimana rencana awal untuk berkunjung ke rumah Pak Cik tidak bisa terealisasi, sehingga di hari terakhir cuti bersama ini, kami sibuk dengan urusan masing-masing.

Memang perubahan jadwal dan agenda sangat berpengaruh, karena terkait moment dan juga waktu cuti yang cukup singkat. Akhirnya kami jalan sendiri-sendiri tanpa terkoordinir seperti biasanya.

IMG20250609085800.jpg

Proses pencarian korban tenggelam. Video reels

Karena tidak ter-agenda sebelumnya, kami tidak punya rencana alternatif untuk mengisi liburan ini. Mau ke tempat wisata yang dekat dengan rumah seperti di Pante Bahagia, kami agak malas karena jalanan menuju kesana cukup macet, seperti halnya kemarin saat saudara kami kesana, mereka terpaksa mutar balik karena jalanan macet dan tidak bisa lagi ditembus lagi.

Ya, sudahlah. Memang banyak dari destinasi wisata akan cukup padat dan macet saat-saat liburan seperti ini. Dan kami memilih untuk di rumah saja pada hari ini.

Rencananya, kami akan menyiapkan menu makan siang kami hari ini di rumah. Sehingga kami akan berbelanja di pasar Keude Matangkuli saja.

Dan saat melewati kawasan Parang Sikureueng, kami singgah sebentar untuk melihat proses pencarian korban tenggelam yang terjadi tadi malam, dimana seorang anak remaja berusia 22 tahun loncat ke sungai dan tenggelam sekitar pukul 22.30 wib.

Sampai pagi ini, proses pencarian korban yang dilakukan oleh tim SAR dan BPBD Aceh Utara belum membuahkan hasil, dan mereka masih melanjutkan kegiatan pencairan di hari ini dengan menyisir lokasi sekitar tempat kejadian, menggunakan perahu karet.


IMG20250609091224.jpg

Membeli ikan dan udang

Kami tidak berlama-lama di lokasi kejadian, karena kami akan berbelanja barang kebutuhan kami yang nantinya akan menyiapkan menu makan siang kami untuk hari ini.

Kami membeli ikan tongkol dan juga udang untuk lauk kami hari ini. Sudah beberapa hari, menu kami didominasi dengan daging sejak hari Meugang dan dilanjutkan dengan qurban. Sehingga kami akan ganti menu pada hari ini.


IMG20250609094834.jpg

Bunga telang minuman kesehatan

Saat tiba di rumah, aku memetik bunga Telang yang ada di halaman rumah untuk ku jadikan minuman kesehatan di siang ini.

Minuman teh Telang ini sangat bermanfaat untuk diminum, apalagi dalam beberapa hari ini, diet kami tidak terjaga, alias jadi "Omnivora" betulan. Semuanya diembat..... 🤭


IMG20250609112355.jpg

Kuah ikan tongkol

Di siang ini aku ikut turun ke dapur untuk membantu istri menyiapkan menu makan siang kami. Dan kami harus pindah kuadran terjauh dalam hal ini.

Back to selera asal sebagai Wong Ndeso, kami memasak kuah ikan tongkol dengan menggunakan wadah Kanot Beulangong atau wadah berbahan tanah liat.


IMG20250609112829.jpgBahan-bahan
IMG20250609114511.jpgproses ulekan
IMG20250609114811.jpgAsam udang ready

Asam Udeung. Video reels

Ketika istri sedang sibuk memasak kuah ikan tongkol, aku membantu menyiapkan menu kampoeng yang legend yaitu Asam Udeung atau Asam Udang yang merupakan menu endatu sejak dulu.

Sebagai orang yang lahir dan besar di kampung pada saat itu, menu ini meninggalkan kenangan tak terlupakan bagiku. Sampai saat ini lidahku masihlah lidah Wong Ndeso, yang cukup akrab dengan menu seperti ini.

Asam Udeung disajikan dengan berbahan dasar udang dan juga bahan lainnya seperti buah belimbing wuluh, bawang merah, cabe rawit, dan garam, semuanya diulek sampai agak halus. Dan kemudian siap disantap dengan nasi panas. Yummy....! 😋

Siang ini aku betul-betul pindah kuadran, dimana dari menu bernuansa daging, beralih ke menu kampoeng dan sederhana seperti Asam Udeung yang merupakan Peunajoh Endatu (makanan orang terdahulu).


IMG20250609180814.jpg

Di warung seblak prasmanan

Di sore hari setelah sholat ashar, anak-anak kepingin jalan-jalan, dan akhirnya mentok di warung seblak prasmanan di kawasan Simpang Rangkaya.

Ya, anak-anak tentu memiliki "dunia makanan" nya sendiri, yang berbeda dengan generasi X bahkan baby boomers. Kami ikuti saja maunya mereka, karena di sebelah warung seblak prasmanan ini ada juga penjual kopi espresso sehingga aku bisa ngopi sambil menemani anak-anak "nyeblak".


Sekian postinganku kali ini. Stay Healthy and Fun, Ciao...!

Regards

@alee75

📚Jalaluddin Rumi : Ciptakanlah keindahan di dalam hati Anda, dan keindahan di sekitar Anda akan mengikuti.💝

We invite you to support @pennsif.witness for growth across the whole platform through robust communication at all levels and targeted high-yield developments with the resources available.
Click Here
Sort:  

wah ngiler saya asam udangnya jadi pengen buat juga neh besok..

 10 days ago 

Simpel dan enak buk...

yuup dan bikin nambah nasi kalau makan heheh