Aktivitas ku di hari libur Waisak

Hagoe's Village: May, 12th 2025
Hari ini adalah hari libur nasional terkait perayaan Hari Raya Waisak tahun ini, yang dirayakan oleh umat Buddha. Dan pemerintah memberikan kebijakan sebagai hari libur nasional, agar umat Buddha bisa merayakannya dengan penuh sukacita. Bahkan pemerintah juga memberlakukan cuti bersama pada esok hari, terkait perayaan Hari Raya Waisak ini.
Ini adalah cerminan pelaksanaan amanah konstitusi (pasal 29 ayat 2 UUD 1945), bahwa Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
Jadi masalah toleransi beragama dan penghargaan terhadap hak asasi manusia, telah tegas dinyatakan oleh Founding parents yang menyusun konstitusi Negara Republik Indonesia.
Di kebun depan rumah
Aku memanfaatkan hari libur dan cuti bersama ini bukan dengan bertamasya atau bepergian ke tempat-tempat wisata, tetapi aku memanfaatkan hari libur ini untuk melanjutkan pekerjaanku membereskan kebun kami.
Ini adalah rekreasi versiku, dimana aku mendapatkan benefit yang sama seperti ketika pergi berwisata, dengan melakukan aktivitas yang menyenangkan ini.
Yup, sama-sama bisa menghilangkan stress dan membuat fikiran serta fisikku menjadi lebih fresh. Ini adalah aktivitas fisik yang menyenangkan dan sangat bermanfaat juga.
Pagi-pagi, aku sudah menuju kebun di depan rumah untuk melanjutkan mencangkul dan membersihkan rerumputan yang ada di kebun.
Memang ada sedikit kendala, karena dalam beberapa hari ini sering turun hujan di sore atau malam hari, sehingga tanah menjadi lembek dan becek yang membuat ku harus mengeluarkan tenaga yang ekstra ketika mencangkul.
Ya, tidak apa-apa lah. Aku mengerjakan sebisanya saja dan apa yang mungkin aku kerjakan di kebun di pagi ini.
Dengan kegiatan ku di kebun pada pagi ini cukup membuatku berkeringat, seperti habis berolahraga. Aku pun beristirahat ketika sudah capek, akan kemudian melanjutkan pekerjaan setelah beristirahat sebentar.
Sarapan pagi di kebun. Video reels
Sekitar jam 09 pagi, istriku membawakan ku sarapan pagi bersama si kecil Alvira. Dan kami pun sarapan pagi di kebun pada hari ini.
Sarapan pagi di kebun bersama istri dan si kecil, terasa begitu nikmat di hari ini, seperti sedang pergi berlibur saja...🤭
Suasana alam dengan udara yang segar serta angin sepoi-sepoi yang berhembus, menghadirkan sensasi tersendiri bagiku yang sangat menyukai aktivitas di outdoor ini.
Orang Jawa bilang: Mangan ora mangan, sing penting ngumpul atau makan ataupun tidak, yang penting selalu bersama, artinya apapun kegiatannya bila dilakukan bersama dengan orang yang kita kasihi, akan terasa nikmat.
Berbelanja di Simpang Rangkaya
Karena sudah agak lelah, aku berhenti bekerja di kebun dan pulang ke rumah. Aku akan pergi ke Simpang Rangkaya untuk berbelanja barang kebutuhan kami, bersama istri dan si kecil Alvira.
Karena belum menanam secara maksimal, maka sebagian besar kebutuhan kami akan sayur-sayuran masih harus membelinya di pasar.
Bila nantinya kebun kami sudah bisa ditanami dengan berbagai macam sayuran, maka akan mengirit pengeluaran kami sehari-hari, yang disebabkan sebagian besar kebutuhan sayur sudah bisa diproduksi sendiri.
Makan siang bersama istri
Sepulang dari berbelanja, aku kembali ke kebun di depan rumah kami untuk melanjutkan kegiatanku. Aku mengerjakan apa saja yang memungkinkan di siang ini.
Karena cuaca sudah agak panas, aku hanya membersihkan rerumputan yang ada di bawah pohon, sehingga aku tidak sampai kepanasan. Yang penting tidak ada waktuku yang terbuang di hari libur ini.
Kemudian, istriku membawakanku makan siang, sehingga aku makan siang bersama istriku di kebun pada siang ini.
Si kecil Alvira kemana, kok hanya bersama istri? Si kecil Alvira sedang bermain dan makan siang bersama teman-temannya di balai pengajian, tempat dia mengaji.
Mereka makan siang bersama disana sekalian bermain, mumpung sedang hari libur.
Makan siang bersama istri di kebun seperti ini sangat menyenangkan bagiku. Bahkan aku punya impian untuk menghabiskan masa tuaku nanti setelah pensiun, dengan melakukan aktivitas seperti ini bersama istri tercinta.
Memiliki sebidang tanah di daerah pegunungan, dimana aku bisa bercocok tanam dan memelihara ternak serta tinggal bersama istri di pondok yang aku bangun nanti adalah impian terbesar ku di hari tua ku.
Membuat raised bag
Setelah makan siang dan istirahat sebentar di kebun, kami pun pulang ke rumah, karena kami harus menunaikan kewajiban sholat Zuhur pada hari ini.
Aku juga akan menyiapkan postinganku sambil istirahat, sampai menjelang waktu sholat ashar di hari ini.
Kemudian aku kembali ke kebun depan rumah setelah sholat ashar untuk melanjutkan kegiatanku membereskan kebun kami.
Sore ini aku menyiapkan raised bag dengan memanfaatkan material yang ada, seperti batang pinang yang telah aku potong saat melakukan land clearing beberapa waktu yang lalu.
Sedangkan untuk bahan kompos, aku memanfaatkan batang pisang (gedebog pisang), yang akan aku potong kecil-kecil dan kemudian aku timbun dengan tanah secara berlapis, agar nantinya ini bisa menjadi media tanam atau persediaan kompos ketika menanam sayur-sayuran.
Makan malam ku
Malam ini kami sepakat untuk tidak makan nasi, sehingga istriku membuat sayur SOP dan mie hun jagung untuk makan malam kami.
Ini adalah menu favorit si kecil Alvira. Dia pasti makannya "nambah", bila dibuatkan sayur SOP oleh bundanya.
Eng....ing....eng.... Kami pun tidur pulas di malam ini, setelah menikmati lagu-lagu kenangan yang diputarkan oleh Radio FM lokal (RRI Pro 1 FM) di daerah kami.
Sekian postinganku kali ini. Stay Healthy and Fun, Ciao...!
@alee75
📚Jalaluddin Rumi : Ciptakanlah keindahan di dalam hati Anda, dan keindahan di sekitar Anda akan mengikuti.💝
