The Diary Game Rutinitas Yang Tidak Ada Jeda 22 Agustus 2025

in Hot News Community17 days ago

IMG_20250820_115118.jpg

Mengajar pelajaran matematika

Hari ini benar-benar terasa seperti menjalani misi penuh sebagai seorang kakak, guru, sekaligus “tukang paket” keluarga. Semua dimulai sejak pagi. Begitu bangun, saya sudah harus siap berperan ganda. Pagi itu saya langsung membereskan rumah sebentar, membuang sampah, dan menyiapkan nasi untuk sarapan. Tidak lama kemudian, saya memandikan kedua adik saya, Naki dan Nafisa. Untungnya, Naki sudah mulai mandiri dan bisa memakai baju sendiri, sementara Nafisa masih saya bantu. Setelah semuanya siap, saya mengantar mereka ke sekolah.

Karena lauk di rumah terbatas hanya ada telur dan bingung mau diolah jadi apa saya memutuskan membeli bekal di jalan. Selesai membeli bekal, saya langsung menuju sekolah untuk mengajar. Pagi ini, pelajaran matematika yang sudah menunggu. Anak-anak mengumpulkan PR, ada yang serius, ada yang masih malas-malasan, bahkan ada yang masih mengantuk. Sebagai guru, saya sudah terbiasa menghadapi itu semua. Tapi saya selalu ingat, tugas guru tidak hanya mentransfer ilmu, tapi juga mendidik sikap. Buku atau aplikasi bisa mengajarkan pengetahuan, tetapi mendidik hati dan perilaku hanya bisa dilakukan manusia.

IMG_20250821_083107.jpg

Buku matematika Sd

Di sela-sela mengajar, saya sempat keluar sebentar untuk istirahat dan minum air putih di kantor. Baru saja duduk, tiba-tiba telepon berbunyi. Ternyata guru TK Nafisa mengabari bahwa Nafisa harus dijemput. Tanpa pikir panjang, saya langsung meluncur menjemputnya. Setelah itu, Nafisa saya antar ke sekolah saya, supaya bisa saya awasi sambil mengajar. Tapi karena mungkin kelelahan, Nafisa minta pulang ke rumah lebih dulu. Di rumah, kebetulan ada seorang kakak angkatan saya waktu di pesantren yang sedang menginap beberapa hari. Jadi, rumah tidak terasa sepi.

Selesai mengantar Nafisa, saya balik lagi ke sekolah untuk melanjutkan mengajar. Kali ini saya mengajar pelajaran Bahasa Indonesia, menggantikan Mama yang sedang dirawat di rumah sakit. Di kelas, saya selalu berusaha memberi pemahaman bahwa saya tidak pilih kasih. Saya menegur jika memang perlu, tapi selalu ditutup dengan nasihat agar anak-anak merasa bahwa tujuan saya bukan memarahi, tapi membimbing mereka. Beberapa anak malah jadi lebih terbuka dan merasa nyaman, mungkin karena mereka tahu saya tulus ingin membantu mereka belajar.

IMG_20250821_112116.jpg

Buku bahasa indonesia

Jam pelajaran berakhir, tapi hari saya belum selesai. Saya tidak langsung pulang, melainkan pergi ke pasar untuk membeli bahan masakan. Menu hari itu sederhana saja: sambal, tempe, dan beberapa lauk tambahan. Sampai di rumah, saya masak cepat-cepat untuk makan siang kami. Setelah makan, saya istirahat sebentar untuk memulihkan tenaga, lalu lanjut membantu kakak angkatan saya yang menginap tadi untuk mengerjakan skripsinya. Kami belajar bersama, membuka laptop, mencari referensi, dan saling berdiskusi. Saya suka momen ini karena saya merasa bisa belajar hal baru, sekaligus sadar bahwa masih banyak hal yang belum saya kuasai.

Senin_ Eliza Zahira Haura Nazira Akmaluddin Muhammad Isan M. Rajul Luthfi_20250822_214126_0002.jpgSenin_ Eliza Zahira Haura Nazira Akmaluddin Muhammad Isan M. Rajul Luthfi_20250822_214126_0001.jpg
20250822_214209_0000.jpg1_20250822_214307_0000.jpg

Membuat tempelan dinding dari canva

Sore menjelang Ashar, saya pergi ke rumah Bunda untuk membantu membuat tempelan roster pelajaran dan hiasan mading yang penuh warna. Sebenarnya tugas ini seharusnya selesai sebelum 17 Agustus, tapi baru sempat saya kerjakan sekarang karena jadwal yang sangat padat. Meski sedikit merasa bersalah, saya tetap berusaha menyelesaikan dengan maksimal. Setelah magrib, akhirnya selesai juga.

Pulang ke rumah, saya langsung mandi, membersihkan rumah, dan makan malam. Tapi hari belum selesai. Malam itu, saya kembali membantu kakak angkatan saya melanjutkan skripsi. Kami mengetik, berdiskusi, dan memeriksa data. Tanpa terasa, waktu sudah mendekati tengah malam. Kami baru berhenti sekitar jam 12 malam, dan barulah saya bisa benar-benar beristirahat.

Hari ini melelahkan, tapi juga penuh rasa syukur. Dari pagi sampai malam, saya menjalani peran sebagai guru, kakak, pengantar adik, asisten rumah tangga, bahkan asisten skripsi. Semua itu terasa berat, tapi di balik itu ada rasa bahagia karena bisa bermanfaat untuk orang-orang terdekat. MasyaAllah tabarakallah, semoga setiap langkah kecil ini menjadi berkah dan menambah pengalaman yang kelak bisa saya kenang dengan bangga.


Sort:  

Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.

Congratulations @nananrazila, your post was upvoted by @supportive.