Travel to Banda Aceh - 20 November 2024
๐๐ฏ๐๐ณ๐ข๐ฉ ๐ฑ๐ฌ ๐
๐๐ซ๐ก๐ ๐๐ ๐ข๐ฅ
Sahabat steemian yang berbahagia, pada kesempatan ini aku akan berbagi sebuah tulisan mengenai perjalananku bersama sahabatku ke Banda Aceh pada tanggal 20 November 2024 lalu, dengan tujuan menyaksikan wisuda sepupu (kakak dari sahabatku). Maka sudah dari kemarin, aku mempersiapkan diri untuk menuju kesana, mulai pakaian, uang dan juga mental serta fisik.
Sebelum dimulainya perjalanan hari ini, terlebih dahulu kami pergi ke bengkel servis sepeda motor yang bernama Putra Juang, mungkin kawan-kawan yang sering pergi ke Krueng Geukueh tidak akan asing lagi dengan bengkel yang satu ini. Rencananya perjalanan kali ini hanya menggunakan satu sepeda motor Scoopy milik sahabatku, jadi motor itulah yang kami bawa kebengkel ini untuk di gantikan oli. Perlu diketahui bahwa saat pergi bengkel, kami sudah mengemaskan semua pakaian dan sudah siap untuk berangkat, bahkan ketika itu kami langsung membawanya.
Perjalanan pun kami mulai seusai menggantikan oli motor, tepatnya Shalat Dzuhur di masjid Besar Bujang Salim. Kami menempuh perjalanan melalui jalan Medan-Banda Aceh. Sambil ngobrol asik dan bercerita banyak bersama sahabat apalagi ketika melewati tempat-tempat bersejarah, sehingga membuat perjalanan lebih bersemangat dan semuanya dapat serta nikmat.
Dalam perjalanan dari kota Krueng Geukueh, kami juga sempat mengisi bahan bakar pertalite di SPBU. Lalu melanjutkan lagi perjalanan agar tiba di Banda Aceh nantinya tidak terlalu kemalaman. Terlihat juga kondisi jalan hari ini sepi, sehingga membuat perjalanan lebih cepat tiba di tujuan.
Untuk langsung menuju tempat tujuan tanpa singgah dimana-mana mungkin terasa tidak mungkin, karena kita harus mengisi tenaga dulu. Maka untuk membuat stamina kami, saat itu kami menikmati masing-masing satu porsi nasi uduk+ayam penyet. Kami menikmati nasi tersebut di salah satu warung makan daerah pasar Lueng Putu.
Tubuh yang tadinya lemah, kini kembali bergairah dan bersemangat karena perut sudah terisi yang membuat tenaga meningkat. Saatnya perjalanan dilanjutkan menempuh tujuan melewati satu kabupaten lagi yaitu Aceh Besar. Mungkin inilah tantangan yang sebenarnya ketika orang-orang ke Banda Aceh, karena harus melewati jalan Gunung Seulawah yang memiliki tanjakan dan belokan yang tajam.
Kurang enak rasanya jika belum menunaikan kewajiban ibadah shalat Ashar, sehingga ketika tiba disebuah masjid yang megah di Pidie yaitu masjid Baitul Huda. Kami berhenti disana tidak begitu lama, sekitar 15 menit.
Ruangan masjid yang indah dan adem membuat ibadah lebih nyaman dan terasa. Bukan sekedar beribadah, tetapi juga ikut merenungkan sejenak sambil melepaskan napas yang dalam dan berdoa untuk keselamatan hingga tiba ditujuan.
Perjalanan kembali kami lanjutkan dengan rasa semangat yang semakin meningkat dan tidak ada lagi perasaan yang terhambat karena sudah shalat. Harapan besar agar cuaca hari ini terus membaik hingga tiba di Banda Aceh, namun sepertinya hujan akan segera turun melihat awan dilangit yang sudah menghitam. Dalam semangat kami membisik, bahwa perjalanan tetap kami lanjutkan meskipun hujan mengguyur, karena jas hujan pun sudah kami siapkan.
Dalam perjalanan yang jauh, tentunya bukanlah sekali saja berhenti di SPBU untuk mengisi bahan bakar, tetapi mencapai 3 sampai 4 kali. Dalam sekali isi bahan bakar untuk sepeda motor, kami harus mengeluarkan uang sebesar Rp 20.000 - 30.000, tergantung kondisi dan jarak SPBU nya.
Secara bergantian kami mengendarakan motor Scoopy, itu semua karena kami harus melepaskan rasa pegal. Itulah kegunaan teman saat melakukan perjalanan jauh, yang harus saling mengerti.
Harapan kami agar cuaca tetap bertahan tanpa hujan, kini berbalik arah bahkan hujan deras pun turun. Kami yang dulunya memakai baju dan celana saja, kini harus membalutnya dengan jas hujan. Sepertinya jas hujan pun tidak mampu menahan hujan deras sepenuhnya, karena masih saja air hujan menembus membahasi pakaian kami. Walaupun tidak terlalu basah, akhirnya kami tiba di Banda Aceh dengan selamat.
Selanjutnya perjalanan menuju tempat kediaman sepupuku tepatnya kakak kandung sahabatku yang beralamat di Dayah Dayah Darul Ulum Abu Lueng Ie. Sampai disana, kami sudah di tunggu olehnya dan adiknya atau abang dari sahabatku.
Selanjutnya perjalanan kembali kami lanjutkan mencari tempat penginapan. Kami berusaha mencari tempat penginapan yang murah dan nyaman, namun setelah keliling Banda Aceh di tengah hujan deras, kami belum menemukan tempat penginapannya. Lalu kita semua memutuskan untuk menyewa tempat penginapan langganan, meskipun itu terasa mahal.
Kami pun harus balik menuju tempat penginapan tersebut dan menyewa satu kamar bertiga dengan harga Rp 180.000 permalam. Tempatnya yaitu Alhamra guest house, mungkin ini bukan sekali dua kali kesana, tetapi sudah berkali-kali.
Setelah menemukan tempat penginapan, kami memutuskan untuk istirahat sejenak. Lalu kami memutuskan untuk mencari baju batik seraga untuk acara wisuda besok. Meskipun hujan deras kami, tetap mencari baju untuk besok. Namun sayangnya ketika tiba di tempat yang direkom oleh kakak sahabatku, tenyata sudah tutup. Kami berusaha mencari di tempat lain, namun tidak ada baju batik yang sesuai dengan keinginan kami, jadi terpaksa untuk melanjutkan mencarinya besok pagi.
Kami kembali ketempat penginapan untuk istirahat dan tidur. Malam ini kami tidak ingin kemana-mana lagi, apalagi hujan ditambah lagi rasa lelah yang bersangatan.
Mungkin sekian tulisan singkatku kali ini, mudah-mudah mendapat keberkahan dan manfaat disetiap kata yang aku tulis. Hendaknya kita semua selalu mendapat keselamatan dari Allah SWT.
๐ข๐ฎ๐ญ๐ฒ๐ด๐ฒ๐ฝ ๐ถ๐ฎ๐ท๐ฐ๐ฒ๐ท๐ฐ๐ช๐ฝ ๐น๐ฎ๐ผ๐ช๐ท ๐ก๐ช๐ผ๐พ๐ต๐พ๐ต๐ต๐ช๐ฑ ๐ญ๐ฒ ๐ช๐ด๐ฑ๐ฒ๐ป ๐ฝ๐พ๐ต๐ฒ๐ผ๐ช๐ท ๐ฒ๐ท๐ฒ, ๐ผ๐ฎ๐ถ๐ธ๐ฐ๐ช ๐ซ๐ฎ๐ป๐ถ๐ช๐ท๐ฏ๐ช๐ช๐ฝ :
โ๐ก๐ช๐ผ๐พ๐ต๐พ๐ต๐ต๐ช๐ฑ ๐ข๐ฑ๐ช๐ต๐ต๐ช๐ต๐ต๐ช๐ฑ๐พ โ๐ช๐ต๐ช๐ฒ๐ฑ๐ฒ ๐๐ช ๐ผ๐ช๐ต๐ต๐ช๐ถ ๐ช๐น๐ช๐ซ๐ฒ๐ต๐ช ๐ซ๐ฎ๐น๐ฎ๐ป๐ฐ๐ฒ๐ช๐ท ๐ผ๐ฎ๐ท๐ช๐ท๐ฝ๐ฒ๐ช๐ผ๐ช ๐ถ๐ฎ๐ต๐ช๐ด๐พ๐ด๐ช๐ท๐ท๐๐ช ๐น๐ช๐ญ๐ช ๐ฑ๐ช๐ป๐ฒ ๐๐ช๐ถ๐ฒ๐ผ.โ [๐๐ก. ๐๐ต-๐๐พ๐ด๐ฑ๐ช๐ป๐ฒ ๐ท๐ธ. 2949]
๐ก๐ฎ๐ฏ๐ฎ๐ป๐ฎ๐ท๐ผ๐ฒ
Dewantara, 25 November 2024
by @walictd
๐ฃ๐ฑ๐ช๐ท๐ด๐๐ธ๐พ ๐ผ๐ธ ๐ถ๐พ๐ฌ๐ฑ ๐ผ๐ฒ๐ป
Jadi kangen dengan suasana kota Banda Aceh yang damai. Saya sebelum dan setelah Stunami dulu sekitar sepuluh tahun tinggal disana. Semoga tahun depan saya bisa berkunjung lagi kesana kota Banda Aceh. Mashaallah
Aamin, terimakasih bang telah singgah dipostingan saya dan juga menitipkan komentar yang berbobot....
Thankyou sir